Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Pemerintah Siap Bantu Produsen Kendaraan Khusus

MI
17/12/2015 00:00
Pemerintah Siap Bantu Produsen Kendaraan Khusus
(ANTARA/ERIC IRENG)
PEMERINTAH sedang menyiapkan skema khusus bagi pengembangan dan penjualan kendaraan angkutan umum perdesaan (KAUP), pertanian, dan perkebunan. Hal itu diugkapkan Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan.

"Saat ini, kita mencari skema pembeliannya, termasuk siapa dan bagaimana pola pembeliannya," ujar Putu di Jakarta, akhir pekan lalu.

Menurut dia, Kemenperin saat ini fokus pada desain dan suplai komponen. Setelah itu, produsen kendaraan diminta untuk mengembangkan model penjualannya. "Kita tawari beberapa model. Misalkan apakah nanti pembeliannya akan menggunakan model kredit seperti KUR atau lainnya."

Putu menjelaskan pemerintah tidak akan memberi dana langsung, tetapi berusaha mencari celah untuk membantu penjualannya. "Kami akan membuat kajiannya, misalnya ada empat skema. Kemudian mereka diminta memilih mau pakai skema yang mana," paparnya.

Lebih lanjut Putu menerangkan masalah model kendaraan juga memerlukan perhatian serius agar produk yang dihasilkan produsen kendaraan khusus itu bisa sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan pemerintah. "Misalnya pemerintah ingin KAUP itu bisa dipasangi mesin pencacah kopi. Terkait dengan penentuan model ini, masih terus dibahas," ujarnya.

Masalah promosi penjualan memang menjadi salah satu kendala utama bagi produsen kendaraan khusus produksi lokal, seperti yang dialami PT Fin Komodo Teknologi. "Kami menginginkan bantuan dari pemerintah dalam penjualan produk-produk kami," ujar Direktur Pemasaran Fin Komodo Dewa Yuniardi, akhir pekan lalu.

Dukungan pemerintah itu dianggap cukup wajar mengingat tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) produk kendaraan Fin Komodo sudah mencapai 80%. Dengan tingkat kandungan lokal sebesar itu, Fin Komodo semestinya mendapatkan fasilitas pemerintah melalui program peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN).

Produk Fin Komodo pun saat ini sudah dipakai oleh perusahaan-perusahaan di sektor perkebunan, pertambangan, dan perdesaan yang kondisi infrastruktur transportasinya masih belum bagus. Karena bentuk bodi yang kecil dan ringan, kendaraan Fin Komodo dapat bermanuver di antara pepohonan yang berjarak antara 4 meter.

"Fin Komodo juga bisa digunakan untuk patroli keamanan serta dapat dimodifikasi untuk keperluan kegiatan penanaman dan perawatan tanaman maupun kegiatan lainnya," katanya.

Keberadaan kendaraan khusus untuk angkutan perdesaan, pertanian, dan perkebunan memang menjadi perhatian pemerintah yang berniat mengembangkan mobil jenis angkutan yang diproduksi di dalam negeri. Keinginan kuat pemerintah itu antara lain tecermin dalam rapat terbatas tentang industri otomotif yang dipimpin Presiden Joko Widodo, Februari lalu.

"Rapat ini membicarakan bagaimana angkutan-angkutan pertanian maupun perdesaan, nah itu yang harus kita siapkan. Kalau bisa dengan memproduksinya sendiri," ucap Menperin Saleh Husin kala itu.

Ia menjelaskan kendaraan angkutan yang diproduksi lokal itu nantinya diarahkan ke sektor pertanian, perkebunan, pertambangan maupun angkutan perdesaan. "Tentu itu cukup banyak. Kalau bisa, kita pakai produksi sendiri," pungkasnya. (RO/S-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya