Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SEBANYAK 20 Legenda pembalap nasional yang pernah berjaya di dalam negeri dan kancah internasional pada era 1980-an mengumumkan rencana mereka untuk menjelajahi Pulau Flores pada 24 hingga 29 Oktober 2022. Sebanyak 20 sepeda motor dari berbagai merek milik para pereli senior tersebut, Kamis (13/10) malam diberangkatkan dari Jakarta menuju Maumere, Flores.
Diantara para legenda yang mengikuti turing bertajuk 'Jelajah Flores 1001 Tikungan' yang digelar oleh Legend Riders Club tersebut adalah Chepot Hanny Wiano, Rio Sarwono, Fauzi Aldjufrie, Dolly Indra Nasution, Dani Sarwono, Dodo TS, Arie Hermanto, dan Irwan Rachim.
“Menjelajahi Flores selama sepekan adalah bagian dari komitmen dan program Legend Riders Club untuk ikut membantu pemerintah mengembangkan pariwisata di Tanah Air. Sebelumnya kami sudah menggelar kegiatan serupa ke wilayah Sumatra, Bali, dan lain-lain,” ujar salah satu dedengkot Legend Riders sekaligus pereli senior Fauzi Aldjufrie.
Sementara itu, koordinator pelaksana turing Joel Deksa Mastana mengakui menjelajahi Pulau Flores adalah sebuah pilihan yang menantang sekaligus menarik. Menantang karena untuk mencapai Flores terutama terkait pengiriman motor-motor besar itu bukan hal mudah. Butuh waktu dan usaha serta koordinasi dengan banyak pihak, seperti PT Kereta Api Indonesia dan Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP).
“Namun, kami yakin, semua itu akan terobati karena Flores sangat indah dan para Legenda bisa menikmati sekaligus keeksotisan alam pinggir pantai, pegunungan, banyak sekali kelokan, serta bisa menyaksikan budaya dan menikmati kearifan lokal,” ungkap pria penggila otomotif yang juga Direktur Mobilitas Sepeda Motor Ikatan Motor Indonesia (IMI) Pusat ini.
Pria yang sudah menjelajahi benua Amerika, Eropa hingga Afrika ini juga mengaku sudah empat kali menjajali Bumi Flores dengan motor tunggangannya. Di mata dia, Flores memiliki kearifan lokal yang luar biasa beragam dan unik. Ini perlu terus dipromosikan dan dikembangkan agar bisa membawa dampak bagi perekonomian masyarakat lokal.
“Kami bersama para–Legend Riders ingin mendukung pariwisata NTT, khususnya Flores, dengan menjelajahi pulau ini dari Larantuka di ujung timur hingga Golo Mori, Labuan Bajo, di ujung barat. Kami benar-benar ingin mengekplorasi kearifan lokal Pulau Flores,” imbuh Joel.
Turing yang Menyatukan
Turing para mantan pereli ke Pulau Flores memang bukan sekadar mengukur waktu dan jarak tempuh atau pun daya jelajah tunggangan mereka. Ini diakui oleh Alex Dungkal, ketua Tour de Flores Heritage yang mengemas rangkaian kegiatan para eks pembalap selama enam hari di Flores. Ada kegiatan sosial, sumbangan buku, dan penanaman Mangrove di kawasan Sikka.
Mereka juga menyempatkan berhenti sejenak di pusat-pusat peradaban tua di Flores, seperti situs Homo Floresiensis di Liang Bua (Manggarai), Warloka/Golo Mori (Manggarai Barat), kampung megalitik Bena (Ngada), kampung-kampung adat (Nagekeo), hingga Kota Renya Larantuka, sebagai peninggalan satu-satunya kerajaan Katolik di Indonesia.
“Mereka adalah nama besar di dunianya, dan melalui merekalah kita ingin mempromosikan pariwisata Flores dalam satu tarikan nafas, satu kesatuan, mulai dari Larantuka hingga Labuan Bajo,” tutur Alex yang juga wartawan senior dan penulis ini.
Menurut Alex, kegiatan seperti turing 'Jelajah Flores' atau lomba balap sepeda Tour de Flores yang sempat merajut sukses selama dua tahun penyelenggaraannya (2016-2017), harus semakin sering dilakukan dan didesain dengan baik agar Flores dilihat sebagai kawasan wisata yang satu dan utuh, dan bisa dinikmati oleh para pelancong sekaligus dalam sekali jalan. (S-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved