Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
KOMUNITAS pecinta skuter 'Ketika Usia tidak jadi Urusan' (KUTU) Community mengakhiri seluruh aktivitas di 2019 dengan menggelar kampanye keselamatan khusus untuk para pengemudi ojek daring. Kegiatan yang digelar di Saung Liong, Depok, Jawa Barat, Sabtu (24/11), itu mengangkat bahaya ponsel saat berkendara.
Sejak dibentuk pada 2014, keselamatan berkendara di jalan raya menjadi salah satu bagian dari misi utama Kutu Community saat didirikan. Oleh karena itu, setiap kegiatan yang digelar tidak pernah lepas dari misi terus mengampanyekan keselamatan berkendara.
Semakin maraknya penggunaan ponsel saat berkendara menjadi alasan komunitas pengguna skuter terbesar di Tanah Air ini untuk bergerak mengampanyekan tema 'Ponsel + Naik Motor = Maut. Terlebih hampir semua pengemudi ojek daring melakukan hal itu.
"Fakta di lapangan banyak pengendara motor terutama pengemudi ojek daring yang telah menjadikan penggunaan ponsel saat mengendarai tunggangannya sebagai kebiasaan," ujar Sekjen Kutu Community Yuri Rahardan.
Baca juga: Daihatsu Siapkan Weekend Gaul di Kota Kasablanka
Menurutnya, kebiasan buruk ini menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas yang berefek domino.
Selain akan merugikan pengemudi ojek daring itu sendiri, kecelakaan akibat hilangnya konsentrasi terhadap situasi lalu lintas di sekeliling ini juga dapat merugikan penumpang bahkan pengguna jalan lainnya, bahkan keluarga atau orangtua korban.
Kutu Community sengaja menggelar kampanye edukasi keselamatan berkendara ini langsung di markas atau tempat berkumpulnya para pengemudi ojek daring di wilayah Depok, Jawa Barat.
Dengan berbaur bersama para pengemudi ojek daring, sosialisasi yang dilakukan bisa berjalan dalam bentuk dialog dua arah. Sekitar 40-an pengemudi ojek daring nampak antusias mengikuti kegiatan tersebut.
"Bisa abang-abang bayangkan jika terjadi kecelakaan saat abang semua sedang mencari nafkah. Dampaknya akan dirasakan juga anak-istri di rumah," papar Taufik, member Kutu Distrik Depok saat memberikan sosialisasi Ponsel + Naik Motor = Maut.
Imbauan untuk tidak menggunakan ponsel saat mengendarai motor ini pun mendapat sambutan baik dari semua pengemudi ojek daring yang hadir.
Faktor mengejar tuntutan ekonomi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari menjadi penyebab para ojek daring sering menggunakan ponsel saat berkendara untuk mendapatkan order penumpang dan melihat peta jalan.
"Kegiatan ini sangat positif dan menambah pengetahuan dan pemahaman anggota kami akan bahaya dan dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan ponsel saat berkendara. Kami senang sekali ada komunitas seperti Kutu Community yang mau berbaur dan berbagi ilmu di markas kami," ujar Bery, Ketua Ojek Daring Liong Depok.
Dalam kampanye ini, para pengemudi ojek daring diberikan pin dan stiker keselamatan yang ditempelkan di sepeda motor mereka sebagai tanda pengemudi ojek daring tersebut tidak akan menggunakan ponsel saat berkendara, tapi mencari tempat aman saat hendak mengeoperasikan ponsel. (RO/OL-2)
MENANGGAPI rencana pemerintah menaikkan tarif ojol hingga 15%, sejumlah perusahaan penyedia layanan transportasi berbasis aplikasi menyatakan dukungan langkah yang berimbang.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Aan Suhanan, mengungkapkan wacana penyesuaian tarif ojek online (ojol) masih dalam tahap pembahasan.
KEMENTERIAN Hak Asasi Manusia (HAM) menegaskan bahwa hubungan kerja antara perusahaan aplikator dan pengemudi ojek online (ojol) saat ini sudah tidak layak untuk dipertahankan.
Kementerian Perhubungan mengungkapkan kajian terkait kenaikan tarif ojek daring atau ojek online (ojol) sebesar 8% hoigga 15% sudah memasuki tahapan final.
Bagi para driver ojek online (ojol), memilih HP dengan baterai tahan lama adalah hal krusial. Aktivitas seharian yang padat menuntut smartphone dengan daya tahan tinggi,
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved