Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
AREA Tokyo Motor Show (TMS) 2019 mengalami perubahan. Selain karena arenanya tidak hanya diselenggarakan di Big Sight yang kini berkembang ke area Aomi Hall dan Ariake, perubahan juga terasa dengan banyaknya pabrikan lebih menonjolkan kendaraan masa depan yang menggunakan tenaga listrik yang ramah lingkungan.
Hal yang berbeda pun dilakukan pabrikan Toyota Motor Corporation (TMC) pada TMS tahun ini. Pada pameran kali ini, booth Toyota tidak menampilkan mobil terbaru yang akan dipasarkan tahun depan.
Namun, di booth bertemakan Future of mobility theme park itu menghadirkan 11 unit kendaraan dan robot yang diharapkan memudahkan penggunanya di masa yang akan datang. Tampilan booth Toyota seakan memaparkan produk mobilitas masa depan yang akan diproduksi TMC.
Produk baru yang dinamakan Access People Mover (APM) ini dirancang khusus untuk mendukung perhelatan Olimpiade dan Paralimpide Tokyo 2020. Kendaraan-kendaraan yang dipajang TMC akan menjadi saksi sejarah perubahan Toyota dari perusahaan mobil konvensional menjadi perusahaan mobilitas atau mobility company.
Pada ajang ini, TMC meluncurkan tiga mobil listrik di tempat terpisah. Tiga mobil listrik tersebut ialah mobil konsep LQ, Mirai 2nd Generation Concept bertenaga hidrogen (dipamerkan di Aomi Hall), dan Lexus LF-30 (dipamerkan di Big Sight).
Kecenderungan TMC memproduksi kendaraan terlistrik diungkapkan Vice President TMC, Shigeki Terashi. Dalam paparannya dihadapan para jurnalis di Tokyo, Terashi mengatakan, jajaran produk kendaraan elektrifikasi Toyota siap memenuhi kebutuhan konsumen sekaligus menekan emisi gas buang CO2.
Ia menjelaskan elektrifikasi kendaraan ialah jantung transformasi TMC menjadi perusahaan mobilitas global. Akihiro Yanaka, Chief Engineer Toyota ZEV (Zero Emission Vehicle) Plant TMC menambahkan, Toyota akan meningkatkan langkah inisiatif untuk mempopulerkan battery electric vehicle (BEV).
Bahkan, tambahnya, TMC akan kooporatif dan bekerja sama dengan banyak pihak untuk mempromosikan inisiatif untuk membangun model bisnis baru tersebut.
Banyak pilihan
Terkait dengan hal itu, Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono menyatakan pihaknya siap memproduksi mobil elektrifikasidi pabrik Karawang, Jawa Barat.
Ia mengungkapkan, Toyota, dalam hal ini TMC, telah memiliki banyak pilihan produk kendaraan elektrifikasi untuk diperkenalkan sesuai dengan kebutuhan konsumen di Tanah Air. "Harus disiapkan. Itu (mobil elektrifikasi) tren dunia. Kalau tidak ikut, kita tidak bisa ekspor," ujarnya di Tokyo. Warih mengutarakan bahwa di sela-sela pertemuan G20 bulan Juni lalu, Presiden TMC Akio Toyoda telah menyampaikan kepada pemerintah Indonesia mengenai rencana investasi Toyota Group untuk periode 4 tahun mendatang, untuk pengembangan industri otomotif termasuk kendaraan elektrifikasi.
Namun, Warih belum memastikan jenis mobil elektrifikasi yang akan diproduksi. Untuk memproduksi mobil elektrifikasi, kata Warih, perusahaan harus mengubah lini produksi, mengingat banyak komponen, terutama powertrain yang berubah. Pada kesempatan yang sama, Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal TMMIN, Bob Azam, mengatakan untuk mendukung perubahan tersebut pihaknya harus melakukan pelatihan kepada pekerja. "Jadi nanti ada keahlian khusus untuk produksi mobil elektrifikasi karena beda dengan mobil ICE (internal combustion engine)," ucapnya.
Bob mengungkapkan TMMIN akan ikut dalam program pemerintah yang menargetkan pada 2025 sekitar 20% dari mobil yang dipasarkan di Indonesia merupakan mobil elektrifikasi. Warih mengingatkan untuk merealisasikan target pemerintah tersebut tidak mudah, butuh kerja sama semua pihak, pemerintah, dunia usaha, maupun masyarakat.
Ia mencontohkan Jepang yang sudah sekitar 10 tahun memperkenalkan mobil listrik, tapi realisasinya hingga saat ini masih rendah sekitar 3%. "Namun, bukan berarti di Indonesia tidak bisa." Pasalnya, ia beralasan pemahaman masyarakat terkait dengan mobil elektrifikasi sudah cukup tinggi.
Sejauh ini, Toyota Indonesia terus berupaya memperkenalkan mobil hibrida untuk pasar Indonesia sebagai jembatan menuju mobil listrik. Mobil hibrida dinilai lebih siap menuju mobil terelektrifikasi karena selain menggunakan mesin penggerak listrik (baterai) juga masih menggunakan bensin, sehingga tidak tergantung dengan infrastruktur pengisian baterai karena memiliki teknologi self-charging.
Terkait dengan hal itu, Chief Officer External & Public Affair Group TMC, Masayoshi Shirayanagi, menyatakan TMC belum memutuskan untuk produksi lokal mobil hibrid di Indonesia. Ia mengakui permintaan mobil hibrida sangat besar di Indonesia. "Mobil-mobil hibrid Toyota akan menjadi salah satu mobil ramah lingkungan yang dipilih dan disukai masyarakat Indonesia," ujarnya.
Hal tersebut diakui Eksekutif GM PT Toyota Astra Motor (TAM), Fransiscus Soerjopranoto. Menurut Soerjo, penjualan mobil hibrid di Indonesia terus meningkat sejak TAM memasarkan C-HR hybrid. "sebanyak 70% penjualan Toyota C-HR adalah hibrid," katanya.
Ia mengungkapkan optimistis arah mobil hibrida akan mampu mendorong masyarakat untuk meningkatkan keinginan memiliki mobil listrik. (X-10)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved