Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Indonesia Presidensi G20, Bangkit dan Lebih Kuat

Yogo Prasetyo, KPwBI Provinsi Gorontalo
27/9/2021 09:30
Indonesia Presidensi G20, Bangkit dan Lebih Kuat
Yogo Prasetyo(Dok.pri)

I play to win, whether during practice or a real game.

Kalimat ini diucapkan oleh seorang legenda basket dunia, Michael Jordan. Hal tersebut nampaknya sesuai untuk menggambarkan cara bermain timnas Italia dalam kompetisi euro 2020, yang tampil sebagai juara. Bermaterikan pemain yang cenderung biasa, serta tidak memiliki mega bintang layaknya Cristiano Ronaldo. Namun Italia berhasil mengalahkan Inggris di partai final lewat adu pinalti.

Menurut  beberapa pengamat, kesuksesan skuad Nerrazuri tak lepas dari para pemain yang memiliki jiwa pemimpin dan saling bekerja sama dengan baik. Analogi tersebut penulis ambil agar masyarakat mengetahui bahwa menurut kajian lembaga dunia OECD  (Organization for Economic Cooperation and Development), Indonesia berpotensi menjadi negara yang masuk dalam jajaran kasta ekonomi tinggi dunia pada 2045.

Penulis tidak akan mengulas apakah prediksi tersebut benar atau tidak. Namun prediksi OECD seakan memacu semangat seluruh elemen bangsa untuk mewujudkannya.

Melansir data Bank Dunia, saat ini Indonesia masih masuk dalam kuadran negara berpenghasilan menegah ke bawah (lower middle income), yaitu  dengan Gross National Income (GNI) per kapita pada rentang 1.046 - 4.095 dolar AS.

Tahun lalu, Indonesia telah menghasilkan GNI per kapita sebesar 3.870 dollar AS, atau jika dirupiahkan rata-rata setiap penduduk Indonesia berpenghasilan 4-5 juta rupiah per bulan. Sedangkan klasifikasi GNI per kapita pada negara berpenghasilan menengah ke tinggi  (upper middle income) sebesar  4.046-12.535 dolar AS, dan negara berpenghasilan tinggi (upper income) dengan nilai lebih dari 12.535 dolar AS.

Semakin tinggi GNI per kapita suatu negara maka tingkat kebahagiaan masyarakatnya juga tinggi. Teori tersebut dikuatkan melalui hasil penelitian yang dilakukan oleh Tella dan MacCunlloch (2005) dimana pendapatan per kapita telah menjadi kontributor dalam meningkatkan kebahagiaan.

Pemerintah menyadari, dalam rangka menyejahterakan bangsa serta menebalkan GNI per kapita, diperlukan kerja sama di bidang ekonomi berbasis simbiosis mutualisme, seperti halnya World Trade Organitation (WTO), International Labour Organitation (ILO), atau Intergovernmental Group 20 (G20).

Merujuk pada pemikiran Roy F.Harrod (1984) dan Evsey D.Domar (1957), bahwa investasi menjadi prasyarat yang harus dipenuhi suatu perekonomian agar mencapai pertumbuhan yang tangguh dalam jangka panjang.

Pada 2022, untuk pertama kali sejak dibentuknya G20, Indonesia resmi ditunjuk menjadi leader sekaligus tuan rumah G20 menggantikan India. Sebuah kehormatan sekaligus momentum yang tepat untuk pertumbuhan ekonomi nasional, mengingat forum tersebut merupakan media bagi negara maju dan berkembang untuk membahas prospek perdagangan dan investasi.

Keuntungannya, Indonesia mendapatkan informasi lebih awal mengenai perkembangan ekonomi global, sehingga hal tersebut dapat dijadikan peta jalan untuk tren pertumbuhan ekonomi nasional, serta mitigasi risiko yang dapat muncul.

Selain itu kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh negara maju tentunya dapat mempengaruhi kondisi dalam negeri, sehingga Indonesia dapat menyiapkan kebijakan ekonomi domestik yang tepat dan terbaik.

Keistimewaan menjadi tuan rumah G20, Indonesia diberikan kebebasan menentukan pokok pembahasan. Tema besar yang diambil tahun depan yakni “Recover Together, Recover Stronger”, bersama-sama bangkit dari dampak covid-19 dan menjadi lebih kuat.  

Sebagian besar negara-negara di dunia merasakan bahwa pandemi tidak hanya menyebabkan krisis kesehatan, tapi juga krisis multidimensi. Saatnya Indonesia memimpin pemulihan dunia sekaligus menjadi “Positive Force” di dalam multilaterisme.

Lebih jauh lagi, dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional di forum tersebut. Presiden Joko Widodo telah menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 12 tahun 2021, tentang Panitia Nasional Penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia.

Mandat diberikan kepada Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia, sebagai ketua substansi finance track. Sedangkan bidang sherpa track, dipimpin oleh Menko Perekonomian beserta Menteri Luar Negeri. Kedua jalur (track) tersebut harus berjalan secara berdampingan.

Hal utama yang perlu dicermati yakni perkembangan pendemi di tanah air dalam jeda waktu 2021-2022, mengingat varian delta telah menyebar di sebagian pulau Jawa dan Bali. Semoga kebijakan PPKM yang dikeluarkan pemerintah serta percepatan realisasi vaksin dapat menjadi penetral keadaan, sehingga KTT-G20 tahun depan dapat dilaksanakan secara fisik.

Dampaknya perekonomian pun tumbuh, khususnya di wilayah Labuan Bajo NTT yang notabene ditunjuk sebagai venue diselenggarakannya perhelatan tersebut.

Penulis meyakini dengan sinergi kepemimpinan di jalur Finance dan Sherpa pada forum G20, serta ditambah dengan dukungan masyarakat, akan membawa perubahan yang berarti bagi perekonomian Indonesia. Minimal negara kita tidak akan mendaki dari jurang yang terdalam pasca pandemi berakhir.

Kata kuncinya yaitu dengan mengoptimalkan sumber daya manusia dan alam Indonesia, prediksi OECD akan menjadi nyata. (*)


CATATAN:
Ini merupakan salah satu dari 11 karya peserta terpilih dari 76 karya peserta Workshop Penulisan Artikel Populer yang masuk. Workshop ini merupakan sesi ke tiga dari rangkaian pelatihan yang dipercayakan Departemen Komunikasi Bank Indonesia kepada Sekolah Jurnalistik Media Indonesia (SJMI).

Pada pelatihan yang dilaksanakan secara daring, 23-24 September 2021 lalu, diikuti oleh 100 peserta dari Kantor Perwakilan Wilayah se-Indonesia serta Luar Negeri selain peserta perwakilan dari Kantor Pusat.

Workshop hari pertama diisi narasumber dari Media Indonesia (Teguh Nirwahyudi) serta dua narasumber dari Bank Indonesia (Kristianus Pramudito dan Puji Astuti). Pada hari kedua berisi kegiatan evaluasi tulisan dari para peserta.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya