Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DALAM menghadapi pandemi dan resesi global yang mengguncang sejak tahun lalu, Tiongkok telah mengoordinasikan langkah penanganan pandemi dan pembangunan ekonomi sosial. Berkat upaya itu, ekonomi Tiongkok telah kembali bangkit, menjadikan Tiongkok satu-satunya ekonomi utama dunia yang berhasil merealisasikan pertumbuhan positif.
Ekonomi Tiongkok sepanjang tahun ini juga terus mempertahankan momentum pertumbuhan yang kuat. Pertama, ekonomi bertumbuh relatif pesat. Pada kuartal I 2021, PDB Tiongkok mencapai 24,93 triliun yuan (sekitar Rp54.900 triliun), naik 18,3% jika dibandingkan dengan kuartal I 2020, dan naik 0,6% jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Angka itu 10,3% lebih tinggi jika dibandingkan dengan pencapaian kuartal I 2019 sehingga ekonomi Tiongkok rata-rata bertumbuh sebesar 5,15% dalam dua tahun terakhir.
Kedua, situasi ketenagakerjaan stabil. Penyerapan tenaga kerja di Tiongkok terus meningkat. Jumlah lapangan kerja baru bagi warga perkotaan sepanjang kuartal I 2021 sebesar 2,97 juta, telah merealisasikan 27% target tahunan. Sementara itu, tingkat pengangguran perkotaan pada kuartal I rata-rata sebesar 5,4%, turun 0,4% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Ketiga, produksi dan penjualan industri melesat. Nilai tambah industri nasional Tiongkok pada kuartal I 2021 meningkat 24,5% secara year on year (YoY), atau naik 2,01% jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Pemanfaatan kapasitas industri juga mencetak rekor tertinggi per kuartal I sejak 2013.
Keempat, katalis baru ekonomi mengalami booming. Sektor industri manufaktur teknologi tinggi pada kuartal I 2021 bertumbuh 31,2% YoY, sedangkan industri manufaktur peralatan naik 39,9% YoY. Produksi produk pintar rendah karbon juga mengalami pertumbuhan signifikan. Produksi mobil energi baru naik 310% YoY, sedangkan produksi robot industri naik 110% YoY. Selain itu, berbagai gaya hidup baru mengalami pertumbuhan luar biasa, termasuk live commerce, terapi online, dan kerja jarak jauh.
Kelima, animo pasar tetap bergairah. Jumlah pelaku pasar di seluruh Tiongkok pada kuartal I 2021 bertambah 2,79 juta, melonjak 86% secara YoY. Di samping itu, indeks manajer pembelian (PMI) sektor manufaktur pada Maret 2021 mencapai 51,9%, naik 1,3 basis poin jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara itu, indeks aktivitas bisnis nonmanufaktur mencapai 56,3%, naik 4,9% jika dibandingkan dengan Februari.
Keenam, konsumsi berangsur pulih. Pengeluaran konsumsi per kapita penduduk di Tiongkok pada kuartal I 2021 mengalami peningkatan riil sebesar 17,6% YoY, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 1,4% dalam dua tahun terakhir. Volume penjualan ritel barang konsumsi mengalami kenaikan 33,9% YoY, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 4,2% dalam dua tahun terakhir.
Walaupun demikian, situasi pandemi global dan ekonomi dunia saat ini masih dirundung risiko ketidakpastian dan ketidakstabilan sehingga pertumbuhan ekonomi Tiongkok tetap menghadapi banyak tantangan. Karena itu, Tiongkok akan memperkuat ritme pengendalian makro dan mempercepat pemberian vaksinasi covid-19 secara gratis.
Tiongkok juga akan memperkuat kebijakan yang memprioritaskan penyerapan tenaga kerja serta menjamin ketersediaan pekerjaan, khususnya bagi pekerja migran dan lulusan universitas.
Di samping itu, Tiongkok akan mengambil kebijakan yang lebih adil dan inklusif untuk meningkatkan dukungan bagi pelaku pasar serta akan mengoptimalkan kebijakan pengurangan pajak bagi sektor UMKM.
Tiongkok juga akan terus meningkatkan iklim konsumsi serta mendorong integrasi digital pada berbagai aktivitas konsumsi. Tiongkok juga menggenjot pembangunan infrastruktur baru, pembangunan urbanisasi baru, serta proyek vital bidang transportasi dan konservasi air. Dalam hal pelestarian lingkungan, Tiongkok berkomitmen mewujudkan pengurangan dan netralitas emisi karbon, memperkuat upaya pencegahan polusi dan perbaikan ekologi, serta meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya secara menyeluruh.
Masyarakat internasional menaruh kepercayaan penuh terhadap prospek pembangunan ekonomi Tiongkok. Bank Dunia dan IMF baru-baru ini menaikkan prediksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok 2021 masing-masing menjadi 8,1% dan 8,4%. OECD memperkirakan Tiongkok akan menyumbang lebih dari sepertiga pertumbuhan ekonomi global 2021.
Tiongkok dan Indonesia ialah mitra ekonomi perdagangan yang penting. Perekonomian kedua negara bersifat saling melengkapi, dengan rantai industri dan pasokan yang terintegrasi secara mendalam.
Peningkatan ekonomi Tiongkok yang berkesinambungan berperan positif bagi peningkatan kerja sama ekonomi perdagangan di antara kedua negara. Volume perdagangan bilateral pada 2020 mencapai US$78,37 miliar, dengan impor Tiongkok dari Indonesia meningkat 10,13% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Ini menunjukkan perdagangan kedua negara semakin seimbang. Selain itu, investasi langsung Tiongkok di Indonesia telah mencapai US$2 miliar, meningkat 86,5% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kerja sama ekonomi perdagangan antara Tiongkok dan Indonesia telah memberikan kontribusi positif untuk mengatasi dampak pandemi terhadap perekonomian negara masing-masing.
Kedua negara saat ini sama-sama berada pada fase kritis pembangunan nasional. Tiongkok siap bekerja sama dengan Indonesia untuk memperkuat kerja sama penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi, juga berbagi keuntungan dari pertumbuhan ekonomi, demi menciptakan masa depan yang lebih baik bagi kemajuan kedua negara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved