Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
TEPAT pada Jumat (18/12), telah diselenggarakan kegiatan Indonesia-China Tourism and Investment Forum for 5 Key Superpriority Tourism Destination di Kawasan Kaldera Danau Toba dan Parapat, Sumatra Utara. Acara dihadiri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk Indonesia Xiao Qian, dan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo. Acara ini dilaksanakan untuk memperingati 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan RRT, serta menjadi ajang penguatan kerja sama kedua negara terutama di sektor pariwisata.
Forum tersebut dilaksanakan menggunakan konsep hybrid meeting, sebuah bentuk kombinasi dari konsep luring dan daring. Konsep hybrid meeting memungkinkan pertemuan peserta yang berjarak jauh secara geografis, yaitu di Indonesia dan di RRT, terutama di tengah situasi pandemi covid-19 yang menjadikan perjalanan mancanegara sulit dilakukan. Sebagian peserta dapat hadir melalui konferensi video, sementara peserta yang hadir langsung disuguhi keindahan lanskap serta kekhasan suasana Danau Toba. Danau yang dianugerahi predikat danau terluas se-Asia Tenggara dan danau vulkanik terbesar di dunia ini merupakan salah satu dari lima destinasi pariwisata superprioritas (DPSP).
Lima DPSP yang terdiri atas Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, Mandalika, dan Likupang menjadi bagian dari fokus pemerintah dalam upaya pemulihan sektor pariwisata. Dampak pandemi covid-19 begitu dahsyat bagi sektor pariwisata nasional. Di level daerah, hingga Oktober 2020 terdapat penurunan pendapatan asli daerah (PAD) sebanyak 14,85%, di mana penurunan terbesar dialami daerah-daerah dengan kontribusi PAD terbesar dari sektor pariwisata. Tidak terkecuali pula pada berbagai sektor turunan seperti penerbangan, hotel, restoran, hingga usaha mikro kecil menengah (UMKM). Setiap lapisan merasakan imbas perekonomian akibat pandemi.
Tidak serta-merta pasrah terhadap krisis ini, pemerintah Indonesia melakukan apa yang harus dilakukan untuk bertahan di tengah gejolak pandemi covid-19; beradaptasi. Sebelum pandemi, sektor pariwisata nasional berjalan dalam kerangka yang berorientasi pada pariwisata massal atau menitikberatkan kuantitas (quantity tourism). Ketika kita membayangkan pariwisata, akan terbayang manusia dengan jumlah banyak yang berkerumun di suatu tempat tertentu. Sayangnya, konsep ini tak lagi ideal untuk dilakukan di era pandemi.
Berkaca pada bagaimana pandemi covid-19 telah menimbulkan perubahan pola perilaku serta melahirkan disrupsi dalam kehidupan keseharian masyarakat, pemerintah memandang masa ini sebagai momentum bagi pariwisata Indonesia untuk melakukan evaluasi. Selain itu, untuk menemukan konsep baru yang dapat diimplementasikan secara masif dalam sektor pariwisata Indonesia. Dalam hal ini, pergeseran paradigma dari orientasi kuantitas (quantity tourism) menuju orientasi kualitas (quality tourism) menjadi sebuah langkah yang sesuai dengan situasi masa kini serta mampu memberikan efek pemulihan secara berkelanjutan.
Pariwisata berkualitas merupakan model pariwisata yang sesuai dengan gaya hidup masyarakat di era pandemi. Model ini dipandang dapat menjadi solusi bagi hambatan ketakutan dan kekhawatiran masyarakat terhadap penularan covid-19 saat berwisata. Konsepnya berorientasi pada Protokol Kebersihan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan (CHSE) sehingga kenyamanan para wisatawan akan tetap terjamin, tentunya dengan mendapatkan pengalaman berwisata yang terbaik.
Selain itu, pariwisata berkualitas juga dibangun atas dasar tiga prinsip utama, yakni perlindungan lingkungan keanekaragaman hayati laut dan darat, pengembangan masyarakat dengan menjaga dan menghormati budaya lokal, serta pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Kini, pengembangan pariwisata berkualitas merupakan rencana strategis di sektor pariwisata.
Agar konsep pariwisata berkualitas dapat terlaksana secara optimal, diperlukan pengembangan dalam berbagai aspek pariwisata mulai dari SDM, pelestarian budaya dan tradisi lokal, peningkatan produk ekspor ekonomi kreatif, hingga kemudahan perizinan usaha bagi investor. Ini semua perlu dilakukan agar standar dalam sektor pariwisata Indonesia terus berkembang. Tentunya, implementasi dari pergeseran paradigma tersebut tidak dapat terjadi secara instan. Pariwisata berkualitas akan direalisasikan secara bertahap, di mana pembangunannya akan dimulai pada Lima DPSP sebagai pilot projects.
Terbukanya peluang investasi, terutama pada Lima Destinasi Pariwisata Superprioritas, akan membantu mempercepat pembangunan infrastruktur serta realisasi dari konsep pariwisata berkualitas. Terwujudnya pariwisata berkualitas akan menjadi awal dari kebangkitan sektor pariwisata nasional, yang selama ini telah menjadi sumber kesejahteraan bagi jutaan masyarakat Indonesia.
Untuk mencapainya, dibutuhkan sinergi dan kolaborasi setiap pemangku kepentingan, yakni kelima elemen dalam model pentahelix pariwisata; Pemerintah, komunitas atau masyarakat, akademisi, pebisnis, dan media. Tanpa dukungan dari kita semua, kebangkitan ini hanya akan menjadi cita-cita belaka. Jayalah kembali, pariwisata Indonesia!
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved