Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
HAMPIR semua lembaga survei dalam survei yang dilakukan sejak akhir tahun lalu hingga terbaru di awal tahun ini menghasilkan fakta tidak lebih dari enam parpol yang kemungkinan bakal lolos parliamentary threshold (PT).
Sebagaimana kita ketahui persyaratan seperti diatur dalam UU Pemilu, parpol yang bisa meloloskan calegnya duduk di Senayan (DPR) adalah bila perolehan suara partai dalam Pemilu Serentak 2019 mencapai minimal 4 persen.
Berdasarkan hasil survei, setidaknya ada empat partai pendukung Capres No 01 Jokowi yang bakal lolos ke Senayan.
Keempat partai itu adalah PDIP, Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai NasDem. Semoga partai koalisi Jokowi semua bisa lolos ke Senayan.
Masih berdasarkan survei, PDIP berada di urutan teratas dengan mendapatkan suara pada kisaran 20 persen, menyusul kemudian Gerindra (15 persen). Posisi ketiga berdasarkan survei masih fluktuatif alias berubah-ubah.
Banyak partai yang berusaha merebut posisi ketiga, satu di antaranya adalah Partai NasDem yang dalam hajatan Pemilu Serentak 2019 bertekad masuk dalam tiga besar. Terakhir posisi NasDem berada di urutan kelima (survei Charta Politica)
Bisakah NasDem masuk dalam tiga besar? Segalanya serba mungkin asal semua partai pendukung Jokowi mau bersimpati dan berempati kepada Jokowi jika ia terpilih kembali dan posisinya aman jika kita menghendaki sistem presidensial dapat berjalan dengan semestinya.
Secara ekstrem, posisi Jokowi akan benar-benar aman sehingga ia bisa terus bekerja dengan baik -- sekali lagi jika ia terpilih kembali -- kalau PDIP menguasai 51 persen kursi di parlemen.
Persoalannya bisakah PDIP mendapatkan kursi DPR-RI sebanyak itu?
Sulit dan tidak mungkin, sebab jika kita ibaratkan kue, kue itu diperebutkan oleh 16 parpol.
Agar posisi Jokowi aman -- sekali lagi kalau ia terpilih kembali menjadi presiden -- maka partai pendukung dan pengusung pasangan Jokowi-Amin, terutama NasDem harus solid dan berusaha meraih suara yang selama ini tersebar di partai nasionalis pendukung Prabowo-Sandi.
Selain itu PDIP -- meskipun ini tidak mungkin -- sebaiknya (maaf) juga jangan kemaruk ingin memborong semua kursi di DPR jika fakta di lapangan menghasilkan asumsi "PDIP nonsens mendapatkan 51 persen kursi DPR."
Didorong dengan cara apa pun, perolehan suara PDIP saya perkirakan tidak lebih dari 25 persen.
Supaya koalisinya kuat di DPR, partai penyokong Jokowi juga harus eksis, sehingga komposisi kursinya di DPR bisa lebih dari 50 persen.
Apalah arti sebuah kemenangan di legislatif jika partai-partai yang selama ini telah seiring sejalan berjuang bersama untuk kemenangan Jokowi tidak lolos ke Senayan.
Jika itu yang terjadi bersiap-siaplah PDIP berhadapan dengan "singa" selama lima tahun di DPR.
Tentu tidak elok dan tidak etis jika dalam rangka itu partai-partai koalisi Jokowi minta belas kasihan kepada PDIP supaya bisa lolos ke Senayan.
Masih ada waktu misalnya bagi Partai NasDem untuk terus berjuang agar pasca 17 April dapat suara dengan prosentase dua digit. Elektabilitas terakhir NasDem 5,3 persen.
Maaf, tanpa bermaksud mengecilkan yang lain, NasDem menurut saya adalah partai yang layak memperkuat koalisi Jokowi di DPR.
Selama ini dalam proses Pemilu Serentak 2019 -- di dalamnya ada pilpres -- NasDem-lah yang paling konsisten dan konsekuen mendukung Jokowi.
Saya pernah menyebut NasDem menerapkan prinsip total football dalam upaya memenangkan Jokowi. Di lapangan, para caleg NasDem, baik DPR-RI maupun DPRD terus mengampanyekan Jokowi sebagai konsekuensi kebijakan partai yang telah bertekad bersuara dan mewujudkan "Jokowi Presidenku dan NasDem Partaiku."
Tekad ini perlu digelorakan sebab di lapangan masih banyak swing voters dan undecided voters yang beralasan jika memilih NasDem dan calegnya, suara mereka bakal sia-sia.
Lewat tulisan ini, saya perlu tegaskan bahwa suara Anda tidak akan sia-sia jika memilih NasDem.
Saya optimistis, keberadaan NasDem di DPR-RI akan membuat posisi Presiden Jokowi semakin kuat dan ke depan Indonesia semakin baik dan kuat.
Selamat memilih dan jangan sampai keputusan salah yang Anda lakukan saat berada di bilik suara yang cuma satu menit membuat kita menyesal selama lima tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved