Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Surveior

Dony Tjiptonugroho Redaktur Bahasa Media Indonesia
25/3/2018 03:30
Surveior
(thinkstock)

KETIKA membaca berita tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit yang kerap disingkat menjadi KARS, saya seperti terantuk pada satu kata yang menurut saya unik di dalam berita itu, yakni surveior. Saya pun mencari lebih jauh informasi tentang penggunaan kata itu.

Ternyata kata surveior tidak hanya muncul dalam berita, tetapi juga sudah ada dalam dokumen yang menjadi panduan untuk survei. Satu di antaranya ialah dokumen Pedoman Survei Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang di dalamnya bertebaran kata surveior. Saya kutipkan satu kalimat sebagai gambaran. 'Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi surveior akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang ditetapkan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi FKTP'.

Kata surveior ternyata sudah muncul setidaknya pada 2010. Penelusuran di mesin pencari daring menunjukkan dokumen terlama yang memuat kata surveior bertanggal 18 Mei 2010. Judul artikel yang memuat surveior itu ialah 'Akreditasi Rumah Sakit', medianya ialah blog bernama Akreditasi RS Blog, dengan nama web Akreditasi2007.wordpress.com.

Dapat dengan mudah diduga, kata surveior diserap dari kata dalam bahasa Inggris surveyor. Namun, benarkah demikian? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Kelima tidak ada surveior. Yang tertera hanyalah survei. Dari kata itu, diturunkan kata menyurvei dan penyurvei. Dengan demikian, surveyor seharusnya dipadankan dengan penyurvei, bukan surveior.

Mungkin kata penyurvei belum memenuhi selera zaman ini yang merasa asing jika menyerap suatu kata dalam bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia dengan bentuk yang jauh dari kata aslinya.

Jika ditilik dari kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan, y menjadi i jika lafalnya i seperti dalam kata psychology (psikologi) dan tentunya survey (survei). Tidak ada masalah. Namun, menyerap surveyor menjadi surveior mencederai kaidah penyerapan y tetap y jika lafalnya y. Tidak ada diftong ei dan io. Secara alamiah surveior akan dieja sur-ve-yor, bukan sur-ve-i-or atau sur-vei-or, meski surveyor dieja sur-vey-or oleh penutur bahasa Inggris.

Kasus surveior berbeda dengan kata anterior, eksterior, inferior, interior, junior, posterior, senior, dan superior.

Karena itu, kalau surveyor hendak diserap utuh, pilihannya ialah tetap dengan y, surveyor. Itu sejalan dengan pengindonesiaan kata standard menjadi standar dan standardisation menjadi standardisasi yang tetap menghadirkan d untuk /disasi/. Jadi, ada survei dan ada pula surveyor. Dalam Kamus Inggris-Indonesia John M Echols & Hassan Shadily, surveyor juga diberi makna surveyor.

Meski mengindonesiakan surveyor menjadi surveyor jelas seperti akomodasi kemalasan, sudah ada preseden atas hal itu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sudah lama tertera lema konveyor. Nomina yang bermakna 'alat mekanis untuk membawa (mengangkut dsb) barang dari suatu tempat ke tempat lain (dengan ban atau rantai berjalan)' itu diserap dari kata dalam bahasa Inggris conveyor.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik