Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Ingin Kembalikan Kejayaan Tinju Papua

MI
24/9/2016 09:33
Ingin Kembalikan Kejayaan Tinju Papua
(MI/Benny Bastiandy)

MESKI harus latihan ‘beratap langit’, itu tak menyurutkan semangat petinju Papua membawa pulang medali emas pada cabang olahraga tinju pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat.

Bagi ofisial dan atlet tinju Bumi Cendrawasih, berbagai kekurangan yang ada selama berlatih justru menjadi pendorong semangat untuk merebut yang terbaik.

“Kami tak punya gedung latihan. Kami latihan hanya beratap langit,” seloroh pelatih tinju Papua, Petrus Ramela.

Selain fasilitas, kendala lain para atlet tinju Papua yang diturunkan pada PON XIX/2016 ialah latih tanding. Faktor geografis menjadi kendala para petinju Papua minim beruji coba ke luar daerah. “Karena Papua itu wilayah yang jauh, kita jarang sekali berlatih tanding. Namun, dua bulan sebelum PON 2016, kita pernah berlatih tanding ke Bali,” jelasnya.

Sejatinya, kata Petrus, Pemerintah Provinsi Papua sudah mulai memikirkan berbagai kekurangan fasilitas bagi atlet. Apalagi, rata-rata jam terbang para atlet tinju kurang.

Ia mengatakan sudah saatnya ada perubahan kebijakan dalam pembinaan olahraga di Papua. Jika perubahan itu tak dilakukan, ia khawatir akan makin banyak atlet potensial dari Papua eksodus ke daerah lainnya. “Itu (perpidahan atlet) tak bisa dimungkiri. Itu hal nyata karena fasilitas tak mendukung,” tegasnya.

Petrus berharap dengan ditunjuknya Papua menjadi tuan rumah PON XX/2020, berbagai fasilitas cabang olahraga yang akan dipertandingkan segera dipersiapkan dari sekarang. Waktu empat tahun tentunya akan bergulir dengan cepat.

“Kita berdoa mudah-mudahan fasilitas olahraga segera disiapkan. Waktunya tinggal empat tahun lagi,” katanya

Petrus menargetkan bisa membawa pulang medali emas cabor tinju PON XIX/2016 ke tanah Papua. Berapa pun jumlahnya.

Meraih emas akan menjadi pembuktian untuk mengembalikan lagi supremasi kejayaan tinju Papua di tingkat nasional. Sekitar 1970-an hingga 1980-an, Papua (dulu Irian Jaya) pernah menjadi barometer tinju di Indonesia.

“Medali emas juga sebagai bahan perbandingan jika tinju menjadi salah satu cabor unggulan dari Papua. Kami optimistis karena pada PON kali ini petinju senior diimbangi dengan petinju muda,” tandasnya. (BB/R-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya