Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Atlet BMX Indonesia tidak Jera Meski Cedera Berat

Basuki Eka Purnama
20/8/2016 16:16
Atlet BMX Indonesia tidak Jera Meski Cedera Berat
(AP)

CEDERA yang dialami atlet balap sepeda BMX Indonesia pada Olimpiade 2016, Toni Syarifuddin, tergolong berat. Dia mengalami patah tulang bahu dan setidaknya perlu waktu dua bulan untuk pemulihan.

Namun, bagi atlet kelahiran Solo, 13 Juli 1991 itu, kecelakaan yang dialaminya saat berlomba di Olimpiade ke-31 di Rio de Janeiro, Brasil itu adalah risiko sebagai atlet BMX yang tergolong olahraga ekstrim.

"Saya sudah mencintai olahraga ini, apa pun risikonya," kata Toni di posko kontingen Indonesia di Rio de Janeiro, Jumat (19/8).

Atlet yang mulai menekuni balap sepeda BMX sejak 2005, saat usia 11 tahun itu, juga menceritakan bahwa ia pernah mengalami patah tulang kaki saat berlomba di Swiss pada 2012.

Menurut Toni, meskipun tergolong olahraga berbahaya, BMX tetap ada aturan keselamatan seperti penggunaan helm, serta perlengkapan pengamanan lainnya, sehingga tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

Toni yang tangan kirinya masih dibalut tersebut mengatakan sebenarnya setelah Olimpiade ini ia berencana tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON) di Jawa Barat September mendatang. Namun, hal tersebut tidak mungkin karena cederanya.

Runner-up SEA Games 2011 itu menjadi atlet BMX Indonesia pertama yang tampil di ajang Olimpiade, sehingga dapat berlomba dengan atlet-atlet kelas dunia lainnya.

Menurut Ketua Umum PB ISSI Raja Sapta Oktohari, lolosnya Toni ke Olimpiade di Rio de Janeiro 2016 juga merupakan prestasi tersendiri dalam sejarah BMX nasional.

Berkat perjuangan Toni dan rekan-rekannya meraih poin demi poin dalam berbagai turnamen tingkat internasional, nama Indonesia pun masuk dalam daftar peserta BMX Olimpiade.

Ia juga memuji semangat Toni saat berlomba di perempat final di sirkuit Olympic BMX Center tersebut.

Toni jatuh setelah terbang setinggi tiga meter saat melintasi tanjakan di lintasan sirkuit tersebut. Hembusan angin kencang mengakibatkan jatuhnya tidak sempurna.

Dengan tangan kiri tidak bisa memegang setang sepeda karena cedera, ia tetap berusaha menyelesaikan lomba hingga mencapai finis. (Ant/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya