Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
ATLET wushu Tharisa Dea Florentina bersyukur mampu mempersembahkan medali perunggu dari cabang olahraga wushu nomor sanda pada debutnya di Asian Games.
Atlet asal Kabupaten Semarang itu takluk dari atlet Iran Samiroumi Elaheh Mansoryan pada semifinal kelas 52 kilogram putri, Rabu (27/9), namun tetap berhak mendapatkan medali perunggu.
"(Saya) sangat senang dan ini bisa menjadi pengalaman saya dan semoga di kesempatan lain saya bisa mempersembahkan emas untuk Indonesia. Saya akan berjuang lagi, semangat latihan lagi untuk meraih podium," ucap Tharisa saat ditemui di mixed zone Xiaoshan Guali Sports Centre, Hangzhou, Kamis (28/9).
Baca juga: Shesar dan Gregoria Jadi Kapten Tim Bulu Tangkis di Asian Games 2022
Tharisa mengaku kecewa karena gagal melangkah ke final, namun atlet berusia 22 tahun itu berjanji kekalahan itu akan menjadi pendorong untuk berprestasi di masa yang akan datang.
"Pasti ada rasa kecewa, seperti kurang sedikit, harusnya bisa tapi tadi saya sudah berusaha semaksimal mungkin semoga ini bisa menjadi pengalaman Tharisa dan bisa jadi cambukan Tharisa supaya bisa berlatih dengan semangat lagi dan berjuang lagi untuk kejuaraan yang akan datang," ucap atlet yang awalnya menggeluti olahraga karate itu.
Tharisa kemudian sedikit berefleksi untuk mencoba mencari tahu penyebab kekalahannya, yang menurutnya disebabkan sang lawan memiliki jangkauan serangan yang lebih panjang karena bertubuh lebih tinggi.
Baca juga: Tharisa Dea Florentina Rebut Medali Perunggu dari Nomor Sanda Putri 52 Kg
"Iya. Dia lebih mudah dan memotong poin Tharisa jadi mudah untuk kecolongan poin," tuturnya.
Tharisa lantas menyatakan ia mempersembahkan prestasi tersebut kepada kedua orangtuanya.
"(Ini untuk) orangtua yang selalu mendukung Tharisa di saat Tharisa lemah, mungkin menyerah, orangtua yang selalu mendorong Tharisa untuk sampai sejauh ini," pungkasnya. (Ant/Z-1)
World Tour Finals adalah ajang terakhir tahun ini. Target yang dicanangkan PBSI tidak tercapai karena hanya mampu mencapai babak semifinal.
Tim paraatletik Indonesia menincar empat mendali emas di ajang Asian Para Games (AiPG) Hangzhou, China 2023
Amellya Nur Sifa adalah atlet peraih medali emas cabang olahraga BMX Racing pada ajang Asian Games 2022 di Hangzhou, Tiongkok.
Dalam dua tahun belakangan ini, arah olahraga prestasi di Indonesia dipandang sudah tepat.
Indonesia tercatat sudah 19 kali berpartisipasi di Asian Games sejak 1951.
Tim Indonesia menutup Asian Games 2022 Hangzhou dengan raihan 7 emas, 11 perak, dan 18 perunggu. Dengan hasil tersebut, Merah Putih menduduki peringkat 13 klasemen akhir.
"Harus kita akui meleset walaupun sangat sedikit, satu medali lagi dan satu peringkat lagi. Kita ada di peringkat 13 dan tujuh medali emas," kata Menpora.
Dua medali perak itu diraih tim perahu naga di nomor 500 meter putra dan putri. Kedua tim Indonesia itu kalah dari tim ruan rumah Tiongkok.
Fajar/Rian harus mengakui keunggulan ganda putra peraih medali emas Olimpiade 2020 Tokyo itu melalui dua gim langsung 19-21 dan 18-21.
Kekalahan Rinov/Tari dari pasangan Jepang Yuta Watanabe/Arisa Higashino dengan skor 17-21 dan 15-21 itu diakui akibat banyak melakukan kesalahan saat poin-poin krusial.
Di pertandingan yang berlangsung di Binjiang Gymnasium, Rabu (4/10), Fajar/Rian menundukkan pasangan asal Thailand itu dengan dua gim langsung 21-15 dan 21-15.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved