Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Yuni tidak Mau Ambil Pusing soal Bonus

Ghani Nurcahyadi
08/8/2016 06:05
Yuni tidak Mau Ambil Pusing soal Bonus
(AP/Mike Groll)

ROMBONGAN kontingen Indonesia yang hadir di Riocentro Stadium sontak berteriak gembira.

Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Tohir dan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi juga larut dalam euforia perayaan saat lifter Sri Wahyuni Agustiani dipastikan mendapat medali perak di kelas 48 kg.

Itu raihan perak pertama bagi Indonesia di ajang Olimpiade Rio 2016.

Seusai upacara pengalungan medali, Sri menghambur ke arah kontingen Merah Putih dan tanpa sungkan memeluk Menpora sembari tersenyum terharu.

"Ini awalan yang bagus. Selamat. Bonus Rp2 miliar telah menjadi hakmu," sebut Menpora sembari memberikan selamat kepada Yuni--sapaan akrab Sri.

Kendati gagal meraih emas, lantaran total angkatannya berada di bawah lifter Thailand, Sopita Tanasan, Yuni patut berbangga dengan raihan yang dia capai di Rio.

Musababnya, medali itu menjadi pencapaian tertinggi Yuni dalam kariernya sebagai atlet angkat besi nasional.

Perempuan yang pada 13 Agustus nanti genap berusia 22 tahun itu sebelumnya mendapatkan prestasi tertinggi sebagai peraih medali perak Asian Games 2014 Incheon, Korea Selatan, dan berada di urutan keempat Kejuaraan Dunia 2014 di Almaty, Kazakhstan.

Pengalamannya mengikuti kejuaraan internasional membuat Yuni tak gentar menghadapi lawan di Olimpiade Rio 2016.

Ia melangkah dengan yakin ke arena pertandingan hingga akhirnya mampu menyumbangkan medali pertama bagi Indonesia di pesta olahraga terakbar sejagat itu.

"Saya tidak merasa deg-degan sama sekali ketika bertanding karena sudah terbiasa dengan suasananya. Saya pun tidak kecewa dengan hasil yang saya dapatkan, hanya belum kena saja angkatan 115 kg (clean & jerk)," kata lifter yang baru menapaki jenjang atlet senior pada 2014 itu.

Karena sukses merebut medali perak, Yuni kini tinggal menanti guyuran bonus yang akan diberikan pemerintah selepas Olimpiade Rio 2016.

Medali perak Yuni diganjar Rp2 miliar oleh pemerintah yang jauh-jauh hari telah menjanjikan bonus besar bagi atlet yang meraih medali pada Olimpiade Rio 2016.

Selain bonus, Yuni berhak menerima uang kesejahteraan sebesar Rp15 juta per bulan hingga ia meninggal dunia.

Namun, urusan bonus tampaknya masih belum menjadi perhatian utama Yuni.

"Saya tidak memikirkan bonus. Udah, ah jangan tanya-tanya soal bonus," ujar Yuni mencoba menghindari pertanyaan itu.

Kepada Yuni, Menpora mengatakan agar dia tidak perlu khawatir soal bonus.

Dia pun berharap prestasi yang dicapai Yuni dapat menjadi inspirasi bagi atlet Indonesia lainnya untuk mencetak prestasi di Olimpiade Rio 2016.

"Yuni ini masih muda dan produktif sehingga saya yakin untuk Olimpiade berikutnya akan mampu meningkatkan raihan." (Ghani Nurcahyadi/R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik