Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Rionny Evaluasi Kegagalan Tim Bulu Tangkis Indonesia di Jepang Terbuka 2022

Rifaldi Putra Irianto
04/9/2022 14:11
Rionny Evaluasi Kegagalan Tim Bulu Tangkis Indonesia di Jepang Terbuka 2022
Kabid Binpres PP PBSI Rionny Mainaky saat mengikuti jumpa pers virtual dengan media jelang Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2022.(Medcom.id/Alfa Mandalika.)

KEPALA Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky, memberikan evaluasinya terkait kegagalan tim bulu tangkis Indonesia di Jepang Terbuka 2022. Sebagaimana diketahui, pencapaian terbaik wakil-wakil Merah-Putih di Jepang hanya sampai babak delapan besar.

Dari 13 wakil yang diturunkan Indonesia, Lima diantaranya mampu mencapai babak delapan besar. Sayangnya, Chico Aura Dwi Wardoyo (tunggal putra), Gregoria Mariska Tunjung (tunggal putri), Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (ganda putra) dan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti serta Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi (ganda putri), gagal melanjutkan perjalanan ke babak semifinal. 

Baca juga: Tampil Kuat, Nadal Lolos ke 16 Besar AS Terbuka 2022

Rionny tak menapik bahwa hasil ini diluar dari ekspetasinya, namun dia menilai bahwa para atlet sudah melakukan yang terbaik di Jepang Terbuka 2022. 

"Memang hasil ini bukan yang kita harapkan, hasilnya kurang baik. Sangat disayangkan," ucap Rionny dalam keterangan resmi PBSI, Minggu (4/9). 

"Tapi saya melihat anak-anak sudah maksimal terutama yang bertanding di babak perempat final. Hampir semua mereka kalah dengan tidak mudah. Mereka berjuang mati-matian dengan lawan yang memang satu level dengan mereka," imbuhnya. 

Dengan hasil mengecewakan di Jepang Terbuka, Rionny menjelaskan ada beberapa faktor yang menjadi kegagal para atletnya. Kondisi lapangan dan shuttlecock menjadi salah satu penyebab. 

"Evaluasi terpenting saya adalah bagaimana penyesuaian kita dengan kondisi lapangan dan shuttlecock. Ini terjadi di sini dengan kondisi lapangan yang stabil dan laju shuttlecock yang lambat membuat anak-anak memang agak kesulitan," terang Rionny. 

"Berbeda dengan saat bertanding di Malaysia dan Singapura lalu, dimana anak-anak mampu bermain dengan pola dan teknik terbaik karena shuttlecock-nya kencang," sambungnya. 

Lanjut Rionny, Hal ini sebenarnya sudah diantisipasi selama persiapan di Jakarta tapi dia mengakui itu belum cukup. Rionny pun menyebut catatan-catatan ini akan menjadi pekerjaan rumah  yang akan coba diselesaikan oleh dirinya dan tim pelatih untuk mempersiapkan turnamen berikutnya. 

"Hal ini sebenarnya sudah kita antisipasi dengan menyiapkan dari Jakarta. Sudah mencoba memakai shuttlecock pertandingan misalnya tapi memang belum cukup. Ke depan harus kita siapkan lebih matang lagi bagaimana medan pertandingan yang akan dihadapi," tekadnya. 

Rionny membantah bahwa anak-anak asuhnya kehilangan fokus dan motivasi di Jepang Terbuka 2022, usai semua tertuju kepada Kejuaraan Dunia Bulu tangkis 2022 pekan lalu. 

"Saya rasa tidak (fokus anak-anak menurun), karena kembali lagi mereka tetap bisa berjuang habis-habisan di lapangan setiap pertandingan. Kita semua bisa lihat itu," jelasnya. 

Meski gagal meraih hasil maksimal di Jepang, Rionny berharap para atlet serta tim pelatih tidak berlarut dalam kesedihan. Dia meminta hasil ini harus menjadi motivasi untuk segera bangkit dan langsung fokus menatap turnamen-turnamen mendatang. 

"Saya harap hasil ini tidak membuat anak-anak dan tim pelatih down. Sebaliknya harus menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik lagi karena masih banyak turnamen-turnamen di depan. Apalagi tahun depan kita bersiap menghadapi kualifikasi Olimpiade Paris 2024," tegas Rionny. (Rif/PBSI/OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya