Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
JUARA dunia Formula 1 empat kali Sebastian Vettel menyoroti isu perubahan iklim yang membuat dia mempertanyakan kariernya yang harus keliling dunia untuk menjalani balapan.
Berbicara kepada BBC Question Time, suatu tontonan panel diskusi yang menghadirkan politisi dan tamu selebritas, pembalap Jerman itu mendapat pertanyaan apakah pendiriannya soal isu lingkungan membuatnya seorang hipokrit mengingat ia menjadi bagian dari olahraga yang menyebabkan emisi gas buang.
"Benar, dan Anda benar ketika Anda tertawa," kata pembalap berusia 34 tahun itu. "Ada pertanyaan-pertanyaan yang saya tanyakan kepada diri saya sendiri setiap hari dan saya bukan orang suci."
Baca juga: Mercedes Akui belum Mampu Kejar Ferrari dan Red Bull
"Beberapa hal ada dalam kendali saya dan beberapa tidak. Membalap mobil adalah gairah saya, saya mencintainya dan setiap kali saya masuk ke mobil saya menyukainya."
"Ketika saya keluar dari mobil, tentunya saya juga berpikir, 'Apakah ini yang harus kita lakukan, bepergian keliling dunia, membuang-buang sumber daya?'," lanjutnya.
Pembalap tim Aston Martin itu mengenakan kaus sebelum Grand Prix MIami dengan slogan 'Miami 2060 -grand prix pertama di bawah air - Bertindak Sekarang atau Berenang Kemudian' untuk menggarisbawahi dampak dari perubahan iklim.
Selain menyoroti isu lingkungan dan energi terbarukan, Vettel juga salah satu yang vokal menyuarakan masalah Hak Asasi Manusia.
Ia mengatakan Formula 1, yang berusaha mendorong keberlanjutan, juga memainkan peran sosial yang penting sebagai suatu hiburan.
"Ada hal-hal yang saya lakukan karena saya merasa saya melakukannya lebih baik. Apakah saya harus naik pesawat setiap waktu? Tidak, tidak bila Anda bisa naik mobil," kata Vettel, yang bakal habis masa kontraknya dengan Aston Martin pada akhir tahun ini.
Sementara itu, F1 berambisi mencapai jejak karbon nol pada 2030, dengan menggunakan bahan bakar 100% berkelanjutan mulai 2026 ketika mesin generasi baru diperkenalkan.
Vettel juga pernah berkomentar soal Brexit, perang Ukraina, apakah Finlandia harus bergabung dengan NATO, kemandirian energi dan keterlibatan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam skandal partygate karena melanggar pembatasan selama pandemi covid-19. (Ant/OL-1)
Di bawah regulasi teknis, kompetitor harus memastikan sedikitnya satu liter sampel bahan bakar bisa diambil dari mobil mereka setiap saat ketika balapan.
Vettel gagal membawa mobilnya ke jalur pit karena kehabisan bahan bakar dan harus berlari menuju Parc Ferme untuk upacara podium.
Aston Martin, dalam pernyataan resmi, mengatakan data yang ia miliki mengindikasikan masih terdapat 1,74 liter di dalam tangki mobil Vettel.
Komisioner balapan mengatakan, "Faktanya tidak ada bahan bakar sejumlah 1 liter yang bisa diteliti apa pun alasannya mengapa tidak ada bahan bakar sejumlah itu."
Posisi Masi berada di ujung tanduk setelah dia dituding melanggar aturan untuk memberi kesempatan Max Verstappen mengalahkan Lewis Hamilton di balapan pamungkas, GP Abu Dhabi.
Juara dunia empat kali itu terpaksa harus menepi dan posisinya akan digantikan sementara oleh pembalap cadangan Nico Hulkenberg.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa kondisi cuaca ekstrem berupa curah hujan sangat tinggi akan terus bertahan hingga Maret-April 2025.
Empat perempuan muda tersebut yakni Yola, asal Kota Kupang, Karmelita asal Kabupaten Nagekeo, Ina, asal Kabupaten Lembata dan Helda asal Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Di tengah krisis iklim dan krisis pangan, peran petani milenial dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Workshop pemilahan sampah diharapkan dapat mengedukasi kalangan anak anak untuk peduli lingkungan sejak dini.
Mengawali rangkaian acara menyambut ulang tahun, Swiss-Belresort Dago Heritage dan Zest Sukajadi Bandung menggelar kegiatan penanaman 141 pohon di Taman Hutan Raya, Ir. H. Djuanda, Bandung.
Konsorsium SNAPFI, merupakan tim proyek penelitian kolaboratif antara Pusat Perubahan Iklim Institut Teknologi Bandung (PPI-ITB) dengan Deutsches Institut für Wirtschaftsforschun
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved