Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Drama Empat Detik Kekalahan Menyakitkan Pesilat Indonesia

Akmal Fauzi
16/5/2022 14:51
Drama Empat Detik Kekalahan Menyakitkan Pesilat Indonesia
Pesilat Indonesia Khoirudin Mustakim (kiri) menyerang pesilat Malaysia Muhammad Khairi Adib Bin Azhar (kanan).(ANTARA)

HANYA tinggal empat detik, pesilat Indonesia Khoirudin Mustakim yang harusnya bisa memastikan medali emas di final nomor Tanding Class B (50-55 kg) pupus dari lawannya Muhammad Khairi Adib dari Malaysia, Senin (16/5). Keputusan wasit dinilai merugikan Mustakim yang hanya meraih perak di pertandingan yang digelar di di Bac Tu Liem Sport Center, Hanoi. 

Saat waktu menyisakan empat detik di babak ketiga atau terakhir, wasit memberikan pelanggaran ke Musatakim karena dianggap melakukan serangan ke wajah. Mustakim yang sudah unggul sembilan poin (59-50) harus dikurangi 10 poin. Skor berubah 49-50 untuk keunggulan pesilat Malaysia. Di sisa empat detik, Mustakim tidak mampu mengejar poin. 

Baca juga: Tumbangkan Tsitsipas, Djokovic Rebut Gelar Italia Terbuka 2022

"Harusnya tidak dikurangi 10 poin, harusnya hanya lima poin. Regulasi yang diberikan ke kami ketika terjadi pelanggaran itu dikurangi lima poin, peringatan itu apabila tidak melakukannya proses teguran peringatan satu atau dua kemudian di babak selanjutnya harusnya kembali ke awal lagi lima poin, tapi ini dikurangi 10 poin jadi selisih satu," kata Pelatih Kepala Silat Indonesia, Indra Catur Haryono ditemui usai laga. 

Indra mengatakan, tim Indonesia sudah melayangkan protes atas keputusan wasit tersebut. "Kami sudah lakukan protes resmi melalui tim manajer. Kami tidak tahun nanti seperti apa," kata Indra

Drama kembali terjadi di sisa empat detik itu. Tim pelatih Indonesia mendapat peringatan dari salah satu dewan wasit. Wasit menilai tim pelatih protes berlebihan. 

Salah satu pelatih Indonesia, Bondan Wirawan tidak terima dengan keputusan wasit dan bahkan menendang kursi. Insiden itu membuat pihak keamanan melerai keributan pelatih Indoensia dengan salah satu dewan wasit. 

Kegagalan medali emas juga dialami pesilat Yachser Arafa menghadapi wakil Singapura, Muhammad Hazim, di nomor Tanding Class C (55-60kg). Yachser mendominasi pertarungan sejak ronde pertama. 

Namun di ronde ketiga, Yachser yang unggul 31-21 membuat kesalahan. Dia mendapat penalti setelah menendang wajah Hazim dengan keras. Dan sialnya, dia sampai didiskualifikasi karena sang lawan tak mampu melanjutkan pertandingan. 

"Yascher memang melakukan pelanggaran, harusnya masih bisa berlanjut, tangan lawan masih bergerak, tapi ini justru didiskualifikasi," kata Indra. 

"Sejak awal saya sudah peringatkan ke anak-anak saya waktu tinggal sedikit lagi, kita unggul dan tidak perlu emosi," lanjut Indra. 

Dari hasil itu, target empat emas yang sudah dicanangkan gagal diraih. Kontingen silat Indonesia baru mendapat satu emas lewat Riska Hermawan dan Ririn Rinasih, yang tampil di nomor seni ganda putri.

Pesilat Indonesia masih bisa meraih medali emas di satu nomor tersisa dari nomor Men's Class H (80-85 kg). Pesilat Ronaldo Neno akan bertemu wakil tuan rumah Nguyen Duy Tuyen sore nanti. 

"Apapun hasilnya meminta maaf karena target empat emas tidak tercapai. Ini akan menjadi bahan evaluasi kami," kata Indra. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya