Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
KETUA Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari menyebut sistem pembinaan yang dilakukan Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PP PBSI) perlu dicontoh oleh induk organisasi cabang olahraga lain.
Setelah menghadiri pelantikan PP PBSI periode 2020-2024 di Jakarta, Jumat (9/4), Okto, sapaan akrabnya, mengatakan pembinaan yang dilakukan PBSI telah berhasil membuktikan diri berkontribusi meraih prestasi di berbagai kejuaraan internasional, termasuk Olimpiade.
"Bulu tangkis sudah membuktikan diri telah memberi prestasi di kancah dunia, baik Olimpiade maupun Kejuaraan Dunia," kata Okto dalam siaran pers yang diterima Jumat (9/4).
Baca juga: KONI Berharap Prestasi Bulu Tangkis Tetap Kebanggaan Indonesia
"Tentu sistem pembinaan mereka perlu dicontoh cabang olahraga lain karena tingkat tertinggi pencapaian prestasi adalah Olimpiade untuk
multievent dan Kejuaraan Dunia untuk single event," sambung dia.
Atlet bulu tangkis tidak pernah absen mengibarkan bendera Merah Putih di mata dunia sejak mulai dimainkan pada Olimpiade 1992 Barcelona.
Pada saat ini, Susy Susanti dan Alan Budi Kusuma, untuk pertama kalinya, membawa pulang medali emas untuk Indonesia dari ajang Olimpiade.
Tradisi medali emas itu dilanjutkan oleh ganda putra Rexy Mainaky/Ricky Subagja di Olimpiade 1996 Atlanta, ganda putra Tony Gunawan/Candra Wijaya (Olimpiade 2000 Sydney), tunggal putra Taufik Hidaya (Olimpiade 2004 Athena), dan ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan (Olimpiade 2008 Beijing).
Sayang, tradisi emas itu sempat terputus di Olimpiade 2012 London sebelum direbut kembali pada Olimpiade 2016 Rio de Janeiro lewat ganda
campuran Tontowi Ahamd/Liliyana Natsir.
"Bisa kita lihat bagaimana penampilan pebulu tangkis Indonesia di Olimpiade yang sudah mendulang medali emas," kata Okto.
"Tentu kita semua menyoroti bagaimana pembinaan yang mereka lakukan. Ini perlu dijadikan benchmark bagi olahraga di Indonesia," lanjutnya.
Sementara itu Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna berjanji mempertahankan prestasi bulu tangkis Indonesia di kancah dunia. Terdekat
dia punya target membawa pulang medali emas di Olimpiade Tokyo yang akan dimulai pada 23 Juli mendatang.
"Kami akan melanjutkan pelatnas, menyiapkan Sirkuit Nasional dan fokus menyiapkan tim menuju Olimpiade Tokyo," kata Agung saat pelantikan. (Ant/OL-1)
Enam federasi penerima ditentukan melalui undian yang dilakukan dalam Rapat Anggota Tahunan KOI pada April lalu.
KOI juga telah mendaftarkan atlet snowboarding berusia 13 tahun, Zazi Betari Landman, sebagai wakil pertama Indonesia yang masuk dalam sistem FIS.
KOI membuka ruang seluas-luasnya bagi cabang olahraga nasional untuk menjadi bagian dari keluarga besar KOI.
Prestasi olahraga Indonesia di level Olimpiade merupakan bagian dari cita-cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam Program Asta Cita.
Pihak IOC telah memutuskan untuk tidak lagi berafiliasi dengan International Boxing Association (IBA) dan digantikan dengan World Boxing.
Olympic Solidarity adalah inisiatif program pengembangan global dari IOC yang bertujuan mendukung NOC di semua negara anggota di seluruh dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved