Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
MANAGING Director Dorna Sports Carlos Ezpeleta, setelah melakukan inspeksi prahomologasi Sirkuit Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (7/4), berharap lebih banyak muncul talenta pembalap Indonesia yang meniti karier hingga berkiprah di ajang kejuaraan dunia seperti MotoGP.
Ezpeleta mengungkapkan Indonesia merupakan pasar yang sangat besar bagi MotoGP dan ia tidak sabar membawa gelaran Grand Prix kembali
ke Indonesia sejak terakhir kali digelar pada 1997.
Tidak hanya ingin melihat MotoGP kembali ke Indonesia, Ezpeleta mengungkapkan Dorna Sports, selaku pemegang hak komersial MotoGP dan WSBK, telah melakukan investasi yang besar untuk mencari pembalap berbakat di Asia Tenggara, khususnya di Indonesia.
Baca juga: FIM dan Dorna Kembali Tinjau Sirkuit Mandalika
Indonesia, kata Ezpeleta, menjadi salah satu pasar terbesar bagi gelaran MotoGP.
"Tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata seberapa pentingnya MotoGP kembali ke Indonesia. Ini adalah pasar yang besar bagi kami dan bagi para pabrikan serta basis fan Indonesia bagi MotoGP itu tidak ada duanya," kata Ezpeleta.
"Jadi kami senang bisa kembali dan menantikan hari itu tiba. Dorna memiliki proyek sangat besar di wilayah Asia Tenggara dan kami telah berinvestasi selama bertahun-tahun untuk menemukan lebih banyak pebalap dan talenta di Indonesia khususnya dan di wilayah secara umum."
"Sejak kami memulai HTC (Honda Talent Cup), kami telah melihat banyak pembalap dari Indonesia dan bakat cemerlang yang muncul lewat Mario
Aji," lanjutnya.
Pembalap nasional Mario Suryo Aji, saat ini, menjalani tahun ketiganya berlaga di Kejuaraan Dunia Junior CEV Moto3 di Eropa bersama Astra Honda Racing Team.
Mario menutup musim 2020 di peringkat 16 klasemen akhir CEV Moto3, dua posisi lebih baik dari peringkat di tahun debut sang pembalap pada 2019.
"Kami harap dia tampil baik di kejuaraan dunia junior dan ketika waktunya tepat dia naik ke setiap kelas dan semoga mencapai kelas teratas di kejuaraan dunia," kata Ezpeleta.
"Jelas ini adalah proyek jangka panjang dan investasi yang panjang untuk menghadirkan pembalap-pembalap Indonesia, tapi kami yakin kami akan menemukan mereka," lanjutnya.
Doni Tata Pradita menjadi pembalap Indonesia pertama yang menembus ajang tertinggi dengan turun di kelas kejuaraan dunia 250cc pada 2008. Pembalap asal Yogyakarta itu kembali turun di kelas menengah Moto2 pada 2013.
Dimas Ekky mengikuti langkah kompatriotnya sebagai wildcard di GP Malaysia 2017 dan GP Catalunya 2018 sebelum turun satu musim penuh di Moto2 pada 2019.
Sedangkan Andi Farid Izdihar turun di kelas Moto2 pada 2020, melanjutkan tugas Dimas Ekky di tim Idemitsu Honda Team Asia, sebelum turun ke kelas Moto3 pada 2021.
Sementara itu, Ezpeleta mengaku puas dengan progres pembangunan Sirkuit Mandalika, yang saat ini penyelesaian lintasan dan sejumlah infrastuktur pendukung keselamatan seperti pagar pembatas beton dan gravel trap, mencapai kurang lebih 60%.
Sirkuit Mandalika ditargetkan rampung pada pertengahan tahun untuk mengejar target homologasi dari Dorna dan FIM sebelum dinyatakan layak untuk menjadi arena pagelaran grand prix di Indonesia.
Sirkuit sepanjang 4,3 km dengan 17 tikungan itu telah resmi masuk di kalender WSBK 2021 sebagai tuan rumah seri ke-11 pada 12-14 November, tetapi masih berada di daftar sirkuit cadangan kalender provisional MotoGP musim ini.
Sedangkan Pemerintah menargetkan Sirkuit Mandalika menjadi tuan rumah Grand Prix Indonesia pada Oktober ketika MotoGP memulai tur Asia.
Slot Oktober kalender MotoGP saat ini diisi empat balapan yaitu Grand Prix Jepang (3/10), Thailand (10/10), Australia (24/10), dan Malaysia (31/10), menyisakan satu pekan kosong pada pertengahan bulan, sebelum seri penutup musim digelar di Valencia, Spanyol, pada 14 November. (Ant/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved