Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PERJALANAN prestasi bulu tangkis di Indonesia tidak lepas dari peran klub-klub olahraga bulu tangkis. Ekosistem yang dibangun harus menyasar dan konsisten terhadap pembinaan usia muda.
“Ekosistem bulutangkis sangat vital, mata rantai harus tidak terputus pelaku badminton Indonesia. Ini untuk regenerasi,” kata Yoppy Rasimin, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation dalam diskusi virtual, Senin (7/9).
“Di klub daerah di bawah 11 tahun. Ada program coaching clinic, main bareng, antara daerah. Mereka yang lolos audisi, berlatih, bertanding melalui tahapan tertentu kemudian bisa ditarik ke pelatnas. Tidak menutup kemungkinan mereka menjadi juara,” jelasnya
Selain pembinaan, ekosistem lainnya yang mendukung adanya regenerasi pebulu tangkis adalah sistem pertandingan yang dibuat PBSI harus dibuat jelas dan menyasar jenjang umur.
Yoppy juga tidak menampik bahwa kehadiran klub-klub kecil dari berbagai daerah sangat penting. Sebab, dia mengakui rata-rata pemain bulutangkis Indonesia banyak yang berawal dari klub kecil. Hal itu terlihat ketida Audisi Umum PB Djarum dimana banyak talenta-talenta hebat, salah satunya mendapatkan Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Baca juga : Tunggu Hasil Tes Covid, PBSI Undur Pelaksanaan Simulasi Piala Uber
“Kevin untuk bisa meraih sukses juga membutuhkan proses. Dia membutuhkan waktu 10 tahun untuk bisa sampai di sini. Jadi, tidak mudah untuk bisa mendapatkan atlet yang prestasi. Tapi, kami selalu berusaha terus untuk menciptakan atlet hebat untuk Indonesia,” kata Yoppy.
Sementara itu, Manager PB Djarum Fung Permadi mengatakan butuh perjuangan ekstra dalam menghasilkan atlet berprestasi untuk Indonesia. Sebab, dari ratusan atlet yang sudah dibinanya, justru lebih banyak atlet yang gagal dibandingkan meraih kesukesan. Namun, dia tetap akan berusaha mencari cara agar mampu mendapatkan atlet berkualitas untuk Indonesia.
Namun, Fung menghadapi sedikit hambatan dalam beberapa bulan terakhir. Akibat pandemi virus korona (Covid-19), programnya menjadi sedikit terhambat. Akan tetapi, dia tetap meminta para pemainnya melakukan kegiataan dan latihan seperti biasa.
“Dengan adanya pandemi, kita alihkan atlet-atlet ganda berlatih bersama-sama di Kudus, supaya kita bisa mengawasi, lebih terkontrol keseharian mereka sesuai dengan protokol kesehatan. Sementara latihan, pada awal pandemi ada penyesuaian, setelah 2-3 bisa berlatih normal kembali,” ungkapnya. (OL-7)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved