Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Trump Pernah Berencana Gusur Popularitas Tour de France

Antara
14/5/2020 12:30
Trump Pernah Berencana Gusur Popularitas Tour de France
Tim asal Israel, Israel Start-Up Nation (ISN), berlatih sebelum ikut serta di ajang Tour de France(AFP/JALAA MAREY)

PADA 14 Mei 1989, pembalap Norwegia Dag Otto Lauritzen meraih jersey pink dan cek senilai US$50 ribu setelah dinobatkan sebagai pemenang edisi perdana Tour de Trump.

Kendati jadi urutan paling buncit dari 87 pebalap yang mencapai garis finis di hadapan Trump Plaza Hotel and Casino di Atlantic City, New Jersey, Lauritzen tetap berhasil menjadi juara.

Namun, bagian paling menarik dari ajang tersebut bukanlah soal Lauritzen, melainkan perlombaan balap sepeda itu sendiri, Tour de Trump.

Baca juga: Olimpiade Ditunda, Atlet Anggar Jepang Jadi Pengantar Makanan

Sebagaimana bisa ditebak dari namanya, perlombaan itu merupakan ajang balap sepeda yang disponsori Donald Trump, pengusaha kondang yang kini
menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45.

Ketika mengumumkan keberlangsungan Tour de Trump pada akhir 1988, Trump secara jelas mematok ambisinya bahwa ajang balap sepeda itu akan hadir menyaingi perlombaan lain yang sudah kesohor, Tour de France.

"Saya ingin membuat ajang ini setara dengan Tour de France," kata Trump ketika ditanya proyeksi 10 tahun ke depan dalam wawancara dengan
NBC pada 1989, sebelum edisi perdana berlangsung.

Tour de France, balapan yang sudah dilangsungkan sejak 1903 itu, memang menjadi alasan utama Trump bisa terjun berinvestasi ke perlombaan balap sepeda.

Ide awal menggelar ajang balap sepeda di Amerika Serikat datang dari pewarta CBS Sports John Tesh yang baru saja pulang meliput Tour de France 1987 dan membujuk komentator bola basket cum entrepreneur Billy Packer untuk menggelar ajang serupa di Amerika Serikat.

Packer melihat hal itu sebagai sebuah peluang dan awalnya ingin menamainya Tour de Jersey, tetapi ide bisnisnya tidak banyak direspon positif di kalangan pemilik kasino di Atlantic City, terutama karena balap sepeda tidak begitu populer di sana.

Karena itu, ketika ia berkesempatan untuk menyodorkan peluang investasi itu kepada Trump, serta merta ia mengajukan kartu as berupa hak penamaan kepada taipan properti itu.

"Jika ia bertanya 'Apa namanya?', saya akan menjawab 'Tour de Trump'," demikian pengakuan Packer dalam lansiran New York Times, 5 Mei 1989.

Gayung bersambut, mata pancing Packer dilahap Trump. Dua ambisi bertemu dalam ajang bernama Tour de Trump. Trump yakin betul namanya akan cukup menjadi daya tarik bagi kalangan pesepeda profesional untuk ambil bagian dalam ajang balap sepeda itu.

"Tentu saja, kami bisa mengubah namanya, jika kami ingin mendapati perlombaan yang kurang sukses. Jika kami ingin mengurangi cakupannya," kata Trump dalam wawancara dengan NBC.

"Banyak pembalap datang karena namanya," tegasnya.

Yang dikatakan Trump ada benarnya, sebagaimana dikonfirmasi Jan Gisbers, manajer tim PDM, yang sengaja melewatkan Vuelta a Espana demi
ambil bagian dalam Tour de Trump yang memperebutkan hadiah sebesar US4250 ribu, saat itu nilainya seperlima dari hadiah Tour de France.

"Salah satu alasan terbesar kami ambil bagian adalah karena Trump sponsornya. Dengan orang seperti dia, kami yakin ini akan menjadi ajang hebat," kata Gisbers sebagaimana dilansir Sports Illustrated pada 22 Mei 1989.

Akan tetapi, nama Trump tidak sekadar mengundang banyak pembalap ikut serta tetapi reputasinya sebagai ikon kalangan orang kaya dan rakus turut mendatangkan segerombol demonstran yang hadir saat etape pertama membawa berbagai slogan protes seperti 'Die Yuppie scum', 'Hungry?
Eat the Rich', dan 'Trump = Anti-Christ', demikian laporan Politico.

Yang lebih mengenaskan lagi, Trump akhirnya mengundurkan diri dari posisi sponsor hanya setelah dua edisi Tour de Trump digelar, akibat kesulitan finansial di lini bisnis lainnya. Ramalan Gisbers sedikit meleset.

Tour de Trump bukan saja tidak kesampaian untuk memiliki reputasi setara Tour de France, tetapi balapan itu berganti nama menjadi Tour DuPont setelah berpindah sponsor ke konglomerat AS lainnya, DuPont.

Sayangnya, Tour DuPont juga harus berhenti pada 1996 hanya beberapa bulan setelah John du Pont dinyatakan bersalah dalam pembunuhan pegulat Dave Schultz dan dijatuhi hukuman 30 tahun penjara. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya