Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
MICHAEL Jordan membela keputusannya untuk tidak bersikap secara politik kala masih bermain di NBA dengan menegaskan tidak pernah menganggap dirinya sebagai aktivis.
Dalam komentar yang diungkapkan Jordan di serial dokumenter The Last Dance, Jordan menjelaskan mengenai pernyataannya saat menghindari politik karena, "Republiken juga beli sepatu kets."
Jordan mengatakan hal itu pada 1990 kala pemilihan anggota Senat antara calon Partai Republik Jesse Helms dan calon Partai Demokrat Harvey Gantt.
Baca juga: NBA Khawatirkan Kesehatan Ofisial Sepuh jika Kompetisi Berlanjut
Helms adalah figur kontroversial yang kerap dituding rasis sepanjang kariernya. Dia adalah penentang Undang-Undang Hak Sipil 1964 serta penetapan Hari Martin Luther King sebagai hari libur nasional.
"Saya rasa pernyataan itu tidak perlu dikoreksi karena saya mengatakannya secara spontan saat berada dalam bus bersama Horace Grant dan Scottie Pippen," ujar Jordan.
"Pernyataan itu terkait permintaan ibu saya agar saya membuat PSA (public service announcement) untuk Harvey Gant. Saya menjawab, "Bu, saya tidak akan berbicara tentang seseorang yang tidak saya kenal. Namun, saya berjanji akan menyumbangkan dana untuknya." Saya melakukan itu," imbuhnya.
Jordan mengakui dirinya tidak pernah menganggap dirinya sebagai aktivis, berbeda dengan mantan juara dunia tinju kelas berat Muhammad Ali.
"Saya menghargai Ali yang berani membela apa yang diyakininya. Namun, saya tidak pernah melihat diri saya sebagai aktivis. Saya hanya memandang diri saya sebagai seorang pemain basket," jelas Jordan.
Jordan mengakui sikap apolitisnya bisa dipandang sebagai egois oleh sejumlah orang.
"Saya bukanlah politisi ketika saya bermain. Saya fokus pada apa yang saya bisa. Apakah itu egois? Mungkin saja. Namun, itulah gairah saya. Saya mencurahkan energi saya ke situ," tegasnya,
Jordan yang kini berusia 57 tahun menegaskan dirinya tidak pernah menyesal dengan sikapnya itu. Dia mengaku hanya ingin menjadi teladan atas kemampuannya sebagai atlet.
"Saya tidak akan pernah bisa memuaskan semua orang dan saya tahu itu. Karena, semua orang memiliki ide mengenai apa yang seharusnya saya lakukan atau tidak," kata Jordan.
"Saya hanya menjalankan hidup saya sebaik mungkin. Jika hidup saya menginspirasi Anda, bagus. Saya akan terus melakukannya. Jika tidak? Mungkin saya bukanlah orang yang tepat untuk Anda jadikan teladan," pungkasnya. (AFP/OL-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved