Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PEMAIN tenis Italia Fabio Fognini mengungkapkan dirinya menginginkan istrinya, Flavia Pennetta, kembali bertanding setelah memiliki anak.
Keinginan itu muncul setelah Fognini berkaca pada jejak mantan juara Amerika Terbuka Kim Clijsters yang kembali bertanding setelah melahirkan.
Penetta yang telah menginjak usia 38 tahun memutuskan pensiun setelah memenangi ajang elite grand slam Amerika Terbuka 2015. Ia dan Fognini telah memiliki dua anak, yakni Federico yang berusia 3 tahun dan anak perempuan, Farah, yang lahir pada Desember lalu.
“Saya mencoba untuk membuat Flavia kembali beraksi pada musim 2021 seperti Kim Clijsters,” ungkap Fognini dilansir AFP, kemarin.
“Saya berbicara dengan Francesca Schiavone dan Corrado Barazzutti. Mereka melatihnya dan saya mengaturnya. Saya telah menyusun program turnamennya,” lanjutnya.
Di sepanjang kariernya, Pennetta telah memenangi 28 gelar turnamen WTA, meraih peringkat tertinggi dalam kariernya ketika berada di peringkat ke-6 dunia di nomor tunggal, dan menduduki peringkat pertama dunia di nomor ganda.
Fognini dan Pennetta kembali ke rumah mereka di Arma, Taggia--selatan Genoa--setelah pandemi korona atau covid-19 merebak. Fognini, petenis peringkat ke-11 dunia yang memenangi Monte Carlo Terbuka musim lalu, memandang musim 2020 tidak akan dilanjutkan. Fognini mengakui saat ini memang sulit membayangkan untuk menggelar kembali musim tenis. Menurutnya, belum tentu direktur turnamen di mana pun akan bertanggung jawab atas kesehatan petenis, staf, media, dan penonton.
“Saya jujur. Saya ikut menyesal karena ada cukup banyak turnamen besar dan menawarkan begitu banyak poin, tetapi saya tidak tahu apakah saya akan kembali ke Asia lagi (musim hard court [lapangan keras] di Asia jelang akhir musim),” katanya.
Alih-alih dirinya khawatir terinfeksi, Fognini justru sangat mengkhawatirkan sejak pandemi covid-19, dirinya menjadi penyebar virus jika sebuah pertandingan digelar.
“Saya tidak lagi sendirian. Saya seorang ayah sekaligus seorang suami. Saya tidak akan pergi ke mana pun sampai saya 110% yakin. Akankah saya kehilangan poin dan uang? Sabar,” tutupnya.
Bahkan berbicara tentang rencana bergulirkan kompetisi sepak bola di Italia bakal menjadi ‘gila’, kata Fognini. “Ribuan orang telah meninggal dan mereka berpikir tentang sepak bola,” katanya.
Fogini mengatakan orang-orang yang saat ini menginginkan kembalinya kompetisi sepak bola Italia seperti bercanda dengan kesehatan masyarakat. Dia menyebut orang-orang tersebut hanya mengejar bisnis.
“Apa gunanya ada pertandingan lagi tanpa penonton? Apa arti dari (Stadion) San Siro yang kosong? Tidak ada, ayolah.” (AFP/Deden Muhamad Rojani/R-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved