Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
MENTERI Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menyatakan pihaknya sangat konsisten untuk mendukung setiap cabang olahraga yang punya keinginan untuk menggelar kejuaraan internasional di Tanah Air.
Apa yang disampaikan olehnya itu merupakan respons atas pernyataan lifter Eko Yuli Irawan yang menyebutkan pemerintah, dalam hal ini Kemenpora, acuh setelah mendapat tawaran untuk menjadi tuan rumah Kejuaraan Angkat Besi Asia 2020 yang akan diikutinya sebagai persiapan Olimpiade tahun ini.
Menurut Zainudin, justru Presiden Jokowi sudah menginstruksikan agar ada ajang internasional yang digelar di Indonesia. "Oke, enggak ada masalah. Pak Presiden memerintahkan sebisa mungkin kami bisa jadi tuan rumah ajang internasional," ujarnya, kemarin.
Sementara Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto membantah pernyataan Eko Yuli yang mengatakan tidak ada perhatian untuknya jelang Olimpiade pada Agustus mendatang. Dia mengatakan pihaknya malah belum menerima pemberitahuan ataupun permintaan dari Persatuan Angkat Besi, Berat, Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI) terkait yang disampaikan Eko Yuli.
"Kami belum terima. Pada dasarnya kalau ada cabang yang menggelar kejuaraan internasional butuh pendampingan dari pemerintah, kami akan diskusikan terlebih dahulu. Ada juga cabang yang menggelar kejuaraan secara mandiri," kata Gatot.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Jenderal PABBSI Djoko Pramono mengatakan, tawaran untuk menjadi tuan rumah datang saat rapat dengan Federasi Angkat Besi Asia (AWF) usai mengikuti Kejuaraan Angkat Besi Remaja dan Asia Junior 2020 di Tashkent, Uzbekistan, pekan lalu.
"Awalnya Kazakhstan jadi tuan rumah tapi menolak karena adanya wabah virus korona. Lalu Indonesia ditawarkan jadi tuan rumah," kata Djoko.
Djoko mengatakan PABBSI belum memutuskan kesediaan jadi tuan rumah kejuaraan yang akan digelar pada April mendatang. "Pertimbangan waktu dua bulan harus mempersiapkan itu yang kami pikirkan. Momentumnya kurang bagus karena persiapan waktu hanya dua bulan. Jadi belum diputuskan," kata Djoko.
Kejuaraan Asia sendiri menurut Eko Yuli akan menjadi persiapan terakhirnya sebelum meluncur ke Olimpiade.
"Sebelum Olimpiade harusnya ada Kejuaraan Asia. Cuman tempatnya berubah-ubah, jadi belum pasti. Awalnya Kazakhstan terus Uzbekistan, tapi dibatalin lagi, jadi belum tahu lokasinya," tutur Eko.
"Ditawarin ke Indonesia, Menporanya diam saja. Kalau bisa nyiapin Rp500 juta, jadi tuh Kejuaraan Asia di Indonesia. Tapi ini cuman diam saja, jadi mau gimana," kata dia lagi.
Regenerasi berjalan
Setelah para juniornya mampu mendulang emas di Uzbekistan, Eko Yuli mengaku sangat senang karena regenerasi di PABBSI berjalan mulus. Dia pun berharap seluruh lifter muda di PABBSI bisa terus berkembang sehingga bisa melangkah menuju ajang yang lebih besar lagi.
"Kalau dilihat sekarang memang prospeknya bagus, tinggal pemeliharaan dan penangannya gimana. Kalau penanganannya bagus mudah-mudahan mereka bisa berbicara di Olimpiade 2024," ungkap Eko. (Des/R-3)
Pemerintah akan terus mendukung olahraga potensial di ajang Olimpiade.
Punya rencana liburan yang berbeda dari biasanya? Mengunjungi museum olahraga di berbagai penjuru dunia bisa jadi pilihan liburan yang tak hanya menghibur, tetapi juga penuh dengan sejarah.
KOI juga telah mendaftarkan atlet snowboarding berusia 13 tahun, Zazi Betari Landman, sebagai wakil pertama Indonesia yang masuk dalam sistem FIS.
Kehadiran atlet murni adalah langkah maju dalam perkembangan MMA di Tanah Air.
Presiden IOC Thomas Bach akan secara resmi menyerahkan jabatan presiden kepada Presiden terpilih Kirsty Coventry dalam upacara serah terima khusus di Olympic House di Lausanne, Swiss.
Harapan besar IPSI agar pencak silat dapat tampil sebagai cabang olahraga ekshibisi di Olimpiade Los Angeles 2028.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved