Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Olimpiade 2020 Jadi Sasaran Perbakin

Ykb/R-1
15/12/2019 22:00
Olimpiade 2020 Jadi Sasaran Perbakin
Sekjen PB Perbakin, Firtian Judiswandarta(MI/BUDI ERNANTO )

SETELAH sukses meraih juara umum cabang menembak SEA games 2019  dengan raihan 7 emas, 6 perak, dan 2 perunggu, Pengurus Besar Persatuan Menembak Indonesia (PB Perbakin) kini mengalihkan fokus ke Olimpiade 2020 Tokyo. Salah satu program yang direncanakan ialah menggelar pelatnas Olimpiade.

“Harapan kami, Januari nanti anak-anak sudah kembali mengikuti pelatnas Olimpiade. Kita sendiri banyak kebutuhan, seperti amunisi senjata sampai rencana adakan tiga sampai empat try out,” ungkap Sekjen PB Perbakin, Firtian Judiswandarta, kemarin.

Saat ini Indonesia telah meloloskan satu petembak ke Olimpiade 2020 Tokyo atas nama Vidya Ravika Rachmatan­ Thoyiba. Petembak putri peraih emas SEA Games 2019 tersebut akan tampil di nomor 10 meter air rifle.

Lebih jauh, Firtian mengatakan peluang petembak Indonesia lainnya untuk lolos ke Olimpiade 2020 masih terbuka. Untuk itu, PB Perbakin berencana mengirim atlet ke kejuaraan-kejuaraan yang masuk kualifikasi Olimpiade 2020.

“Namun, anggaran kami terbatas. Karena itulah, kami akan mengajukan anggaran kepada pemerintah agar program­ menuju Olimpiade bisa terlaksana,” jelasnya.

Di sisi lain, minimnya anggaran dari pemerintah diakui menjadi salah satu penghambat meningkatkan prestasi olahraga Indonesia.  Menurut Ketua Asosiasi Profesor Keolahragaan Indonesia (APKORI), Djoko Pekik Irianto, sebaiknya CSR BUMN juga bisa digunakan untuk pembinaan prestasi olahraga yang saat ini alokasi anggaran dari APBN masih kurang dari 1 %.

“Agar pembangunan olahraga Indonesia bisa mengalami percepatan sehingga mampu bersaing dengan negara besar dunia, butuh anggaran yang banyak minimal 2% dari APBN apalagi menyongsong 2032 kita ingin menjadi tuan rumah Olimpiade,” ujar Djoko.

Demi pembangunan olahraga­ secara masif, Djoko menilai bahwa keterbatasan APBN yang dialokasikan untuk olahraga tak cukup. Maka, kehadiran CSR menjadi solusi bijak. Penambahan­ anggaran ini diharapkan merata agar peluang cabor Olimpik bisa lebih banyak mengirimkan atletnya ke level Olimpiade. (Ykb/R-1) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik