Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
WINDY Asiah merupakan satu dari sekian banyak atlet Indonesia yang baru pertama kali tampil di SEA Games 2019 di Filipina. Namun, lifter yang turun di kelas 49 kg itu secara luar biasa bisa mengumandangkan lagu Indonesia Raya di Ninoy Aquino Stadium Rizal Memorial Sports Complex, Senin (2/12).
Windy meraih medali emas setelah mampu mencatatkan total angkatan 190 kg. Menurut Windy, pencapaiannya itu memang ditargetkan oleh pelatih. “Tapi, saat latihan juga sudah pernah menyentuh angka segitu,” terang Windy saat ditemui Media Indonesia seusai pertandingan.
Baca juga: Pecahkan Rekor, Windy Persembahkan Emas di Cabor Angkat Besi
Windy mengatakan medali tersebut dipersembahkan yang sedang dioperasi di sebuah rumah sakit di Jakarta.
Menurut Windy, ayahnya mendukung dirinya untuk berlaga di Filipina. Sang ayah juga tidak mempersoalkan dirinya yang sakit tidak didampingi oleh buah hatinya. “Sebelum pertandingan, papa bilang tenang aja. Papa ada yang jagain. Kasih yang terbaik,” kata Windy.
Meski demikian, tetap saja Windy mengaku memikirkan kondisi ayahnya. “Masa papanya sakit, tapi anaknya enggak nengokin,” kata Windy yang baru bisa pulang setelah semua kelas angkat besi dipertandingkan.
Tidak hanya kondisi sang ayah saja yang sebenarnya membuat dia jadi banyak pikiran sebelum pertandingan. Ketika jelang terbang ke Filipina pun sudah banyak hal yang membuat Windy bisa saja tidak jadi bertanding di SEA Games.
Salah satunya adalah Windy mengalami kecelakaan mobil saat berada di Thailand. “Saat itu saya hampir meninggal. Tapi, berkat kuasa Tuhan, saya masih selamat. Seperti halnya juga ketika saya menang di sini, itu juga berkat Tuhan,” kata Windy. (OL-8)
Regulasi baru IWF menghapus sejumlah kelas lama di cabang olahraga angkat besi dan menggantinya dengan kategori baru.
Lokasi Pelatnas yang berada di lingkungan militer turut mendukung pengawasan terhadap para atlet secara intensif selama 24 jam.
Lifter Eko Yuli Irawan mendukung kehadiran Program Indonesian Student Athlete yang memperjuangkan pendidikan ramah untuk atlet di Indonesia.
Di angkat besi, latihan harus kontinu dan tidak boleh terputus. Program sudah dirancang sehingga atlet memang tidak pulang saat Lebaran.
Selama berpuasa, porsi latihan lifter Rizki Juniansyah dalam satu hari berkurang dari sebelumnya dua kali (pagi dan sore) menjadi hanya satu kali.
Sebanyak 16 atlet yang masuk pelatnas 2024 masih fokus berlatih intensif di Pelatnas Kwini Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved