Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Ganda Putri Harus Konsisten

Des/*/BadmintonIndonesia/R-3
27/8/2019 00:00
Ganda Putri Harus Konsisten
Pelatih ganda putri Indonesia Eng Hian.(ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

PELATIH ganda putri Indonesia Eng Hian langsung meng­evaluasi performa seluruh anak asuhnya yang kemarin tampil di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2019. Secara keseluruhan, Eng Hian menilai Greysia Polii/Apriyani Rahayu dkk kurang bisa menjaga konsistensi.

Dia pun berharap di turnamen lain nantinya ja­ngan ada perasaan lega setelah lolos ke babak berikutnya. Itu juga berlaku ketika mampu melaju setelah mengalahkan lawan berat.

Khusus pasangan ganda putri lainnya, yakni Jauza Fadhila Sugiarto/Yulfira Barkah, Eng Hian mengatakan level mereka masih jauh untuk bicara di elite dunia. Menurut dia, tak hanya atletnya yang harus bekerja keras, tapi juga pelatih. “Semua harus bekerja keras,” tegas Eng Hian.

Mengenai Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta, Eng Hian melihat ada perubahan positif terutama dalam masalah kemauan dan motivasi untuk tak mau kalah.

“Kalau memang bisa mempertahankan motivasi atau bahkan bisa meningkatkan, saya masih menaruh harapan ke mereka untuk bisa lolos ke Olimpiade 2020,” ujarnya.

Terkait Olimpiade tahun depan, Eng Hian mengatakan dia dan pelatih yang lain melihat peluang Greysia/Apriyani mendapatkan medali terbuka lebar. Apa yang harus dipersiapkan ialah menjaga Greysia jangan sampai cedera, mengingat dia sudah tak lagi muda. Kemudian, untuk Apriyani, harus ada peningkatan kualitas permainan, terutama dari segi kekuatan dan kecepatan.

Dari sektor lain, legenda bulu tangkis Indonesia Christian Hadinata lebih menyoroti para pemain ganda campuran. Sejak kepergian Liliyana Natsir yang pensiun di awal tahun, Christian menilai ganda campuran Indonesia masih jauh dari harapan.

“Adanya Tontowi Ahmad/Butet (Liliyana) dulu bisa mengimbangi Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dalam perolehan gelar juara. Kini, ganda campuran harus terus dievaluasi agar bisa melahirkan pemain hebat macam Tontowi/Butet,” ujar Christian. (Des/*/BadmintonIndonesia/R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya