Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
PETENIS Australia Ashleigh Barty terancam kehilangan predikat petenis putri terbaik dunia setelah tersingkir dari Piala Rogers 2019 di Kanada. Dia sangat mungkin akan digusur dari posisi puncak oleh dua petenis yang pernah menjadi nomor satu dunia, yakni Naomi Osaka (Jepang) yang kini merupakan petenis rangking dua dan petenis rangking tiga Karolina Pliskova (Republik Ceko).
Osaka berpeluang menjadi petenis nomor satu dunia jika jumlah poinnya mampu di atas Barty. Saat ini, Osaka masih mencatatkan 6.228 poin atau selisih 377 poin dari Barty dan setidaknya harus bisa mencapai semifinal untuk bisa kembali menjadi nomor satu.
Pliskova juga bisa kembali ke posisi teratas seandainya poin yang dia miliki lebih banyak daripada Osaka. Artinya, jika Osaka mencapai semifinal, Pliskova harus menjadi finalis di turnamen yang berlangsung di Kanada itu. Adapun jika Osaka juga bisa mencapai partai puncak, Pliskova harus mengalahkannya.
Bagi Osaka, lawan berat akan dia jumpai mulai dari babak perempat final. Diprediksi dia akan berhadapan dengan Serena Williams, petenis asal Amerika Serikat. Jika langkahnya masih mulus, dia berpeluang berhadapan dengan Simona Halep (Rumania) dan Jelena Ostapenko (Latvia).
Begitu juga dengan Pliskova, beberapa lawan tangguh harus dia kalahkan untuk bisa mencapai babak terakhir, antara lain Kiki Bertens (Belanda) dan Elina Svitolina (Ukraina).
Osaka dan Pliskova saat ini sudah mencapai babak 16 besar. Lawan Osaka di fase itu ialah Iga Swiatek (Polandia). Adapun Pliskova ditantang Anett Kontaveit (Estonia).
Tamu merajalela
Dari turnamen di Tanah Air, yakni Combiphar Terbuka 2019, para petenis yang berasal dari luar negeri berhasil memperbesar peluang untuk mencapai babak final. Itu seiring dengan para andalan Indonesia yang mulai bertumbangan. Pasangan ganda putra Rifqi Fitriadi dan Anthony Susanto kandas di tangan unggulan kedua SD Prajwal Del/Niki Kaliyanda Poonacha dari India. Mereka kalah dalam laga straight set 5-7 dan 1-6.
“Memang bukan hasil yang kami inginkan, tapi yang penting kami sudah bisa mengimbangi permainan mereka dalam pertandingan ini. Jam terbang mereka memang lebih tinggi di turnamen level seperti ini,” tutur Anthony seusai menjalani laga di Hotel Sultan.
“Faktor kekalahan kami bukan dari segi teknik ataupun fisik. Di awal gim kami sudah bisa mengimbangi permainan lawan, tetapi pada akhirnya set pertama kami tetap kecolongan. Di set selanjutnya timbul kepercayaan dari tim India sehingga kami kewalahan dibuatnya. Kami memang membutuhkan banyak pertandingan yang ketat,” timpal Rifqi yang akrab disapa Tole tersebut.
Sementara itu, David Agung Susanto yang berpasangan dengan wakil Inggris, Jonathan Gray, juga tersingkir dari persaingan babak delapan besar. Pasangan yang telah mengoleksi satu gelar juara ganda perhelatan selevel ini di Singapura dua bulan silam itu harus mengakui keunggulan seeded ketiga, Luca Castelnuo-vo (Swiss) dan Rhett Purcel (Selandia Baru). David/Gray kalah dalam laga berdurasi 67 menit dengan skor akhir 3-6 dan 5-7. (*/R-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved