Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
NOVAK Djokovic dan David Goffin untuk pertama kalinya berjumpa di Wimbledon. Hari ini, mereka berdua akan memperebutkan tiket masuk semifinal. Saat ditanya mengenai calon lawannya, Djokovic yang merupakan juara bertahan hanya menjawab bahwa Goffin ialah petenis yang terampil bermain di lapangan rumput.
"Lapangan rumput cocok dengan gaya permainan Goffin. Dia salah satu petenis yang tercepat. Saya pikir itu aset terbesarnya. Dia mampu membuat dirinya ada di posisi yang tepat. Beberapa pukulannya tidak mampu dipraktikkan petenis lain," kata petenis nomor satu dunia itu.
Dari ucapannya tersebut, mungkin bisa disimpulkan bahwa Goffin, yang merupakan unggulan ke-21 di Wimbledon, sebenarnya tidak perlu dipu-singkan karena di atas kertas, Djokovic terbukti lebih unggul. Dia sudah menang lima kali dari enam pertemuan. Petenis Serbia itu hanya pernah kalah di Monte Carlo Masters 2017.
Sementara itu, Goffin sudah pasti pusing ketika tahu siapa lawannya di babak perempat final. Tapi, sama seperti Djokovic, dia juga hanya melontarkan pujian.
"Dia (Djokovic) bermain dengan baik di setiap ajang grand slam. Sangat sulit mengalahkan dia dan ketika dia memainkan tenis dengan baik, dia bisa jadi yang terbaik," kata Goffin yang berasal dari Belgia.
Selain Djokovic dan Goffin, babak kelima Wimbledon tahun ini akan diramaikan Guido Pella (Argentina/26) yang akan melawan Roberto Bautista Agut (Spanyol/23). Sam Querrey (Amerika Serikat) akan menantang Rafael Nadal (Spanyol/3). Sementara Kei Nishikori (Jepang/8) berhadapan dengan Roger Federer (Swiss/2).
Keluhkan fasilitas
Petenis Indonesia yang juga berpartisipasi di Wimbledon, yakni Christopher Rungkat berharap kiprahnya bisa menjadi inspirasi para petenis muda di Tanah Air. Namun, kata Christopher, dirinya saja tidak cukup untuk mendongkrak semangat.
"Ada anak-anak muda yang mencoba datang dan bermain tenis. Saya tahu ini sulit. Saya pernah ke sana," ungkap petenis yang biasa disapa Christo itu.
"Tetapi, kami tidak memiliki fasilitas yang baik di Jakarta. Kami memiliki fasilitas yang bagus dengan banyak lapangan tanah liat dan lapangan keras. Tetapi, pemerintah memutuskan untuk mengubahnya menjadi lapangan bisbol, dan itu sangat menyedihkan bagi saya. Hal itu terjadi tepat di pusat Jakarta," lanjutnya.
Petenis nomor 69 dunia di sektor ganda putra yang menyabet medali emas di Asian Games tahun lalu tersebut mengatakan prospek olahraga tenis di Indonesia bisa cerah. Terlebih populasi Indonesia mencapai kurang lebih 250 juta orang dan sangat cinta dengan olahraga raket lainnya, yaitu bulu tangkis.
"Kami memiliki masa depan yang baik di tenis. Saya sangat berharap saya bisa menginspirasi anak-anak muda," kata Christo.
"Saya sangat berharap pemerintah dapat membantu mereka. Kita harus memulai, paling tidak, dengan memiliki lapangan dan fasilitas yang memadai," tutupnya. (AFP/Telegraph/ATP/Des)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved