Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Tantangan Berat untuk Ashleigh Barty

(AFP/R-4)
01/7/2019 03:40
Tantangan Berat untuk Ashleigh Barty
Petenis asal Australia Ashleigh Barty(AFP)

BESOK, Ashleigh Barty akan memulai langkah untuk bisa mempertahankan predikat petenis putri nomor satu dunia. Petenis Australia berusia 23 tahun itu kini mengincar gelar grand slam kedua dari turnamen Wimbledon yang akan dimulai hari ini.

Gelar juara perdana dari grand slam diraih Barty dari Prancis Terbuka pada awal Juni. Akan tetapi, dia bisa menjadi petenis terbaik dunia setelah menjuarai Birmingham Classic dua pekan lalu. Kelas turnamen tersebut jauh di bawah grand slam.

Jalur terjal yang harus dilewati Barty untuk bisa memenangi kejuaraan Wimbledon sudah terlihat di ronde pertama. Dia harus menang dari Zheng Saisai, petenis berperingkat 50 dunia asal Tiongkok.

Tantangan untuknya akan bertambah berat jika bisa masuk ronde ketiga karena sangat mungkin akan bertemu ­Garbine Muguruza, eks petenis nomor satu dunia asal Spanyol.

Lawan-lawan tangguh lainnya yang juga harus dikalahkan seandainya dia bisa melaju lebih jauh ialah Serena Williams dan Angelique Kerber. Keduanya, selain sama seperti Muguruza, juga pernah juara di Wimbledon. Apalagi ­Williams yang sudah tujuh kali menjadi juara di turnamen tersebut.

Dalam tiga kali berpartisipasi di Wimbledon, Barty sejauh ini baru bisa sampai babak ketiga. Itu terjadi tahun lalu. Meski demikian, Barty yang menjadi petenis nomor satu dunia dengan cara tidak umum menegaskan bahwa dia tidak merasa tertekan jelang Wimbledon.

“Satu-satunya tekanan ialah saya memaksakan diri. Saya harus bersiap dan bermain dengan baik untuk bisa memastikan semuanya dilakukan dengan benar,” ujar Barty yang mengungkapkan bahwa cedera lengannya juga sudah sembuh.

Sementara itu, petenis rangking dua dunia asal Jepang, Naomi Osaka, menjadi yang paling mungkin kembali meraih apa yang direbut Barty darinya. Osaka bisa kembali jadi nomor satu jika lolos dari babak ketiga dan Barty sebaliknya.

Namun, Osaka yang merupakan unggulan kedua di Wimbledon tahun ini mengatakan bahwa menjadi petenis terbaik dunia malah menjadi beban untuknya.

“Secara mental lebih banyak tekanannya daripada yang bisa saya bayangkan,” tukas Osaka. (AFP/R-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya