Headline
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.
PETENIS kawakan Swiss, Stan Wawrinka, sepertinya tidak boleh berlama-lama menikmati kegembiraannya seusai melaju ke perempat final turnamen tenis grand slam Prancis Terbuka 2019. Pasalnya, ia harus menghadapi sahabat yang juga rekan sekompatriotnya, Roger Federer, di babak selanjutnya.
"Itu laga yang luar biasa dan sangat emosional. Terima kasih untuk semua fan yang tetap memberi dukungan," cetus Wawrinka yang harus melakoni pertandingan ketiga terlama dalam 20 tahun terakhir di Prancis Terbuka.
"Saya benar-benar emosi karena saya seperti hidup lagi setelah bangkit dari cedera. Akan tetapi, sepertinya saya harus segera melupakan kegembiraan saya ini," imbuhnya.
Petenis berusia 34 tahun itu sejatinya memang layak bergembira dengan kesuksesannya itu. Apalagi itu perempat final grand slam pertamanya sejak kalah dari Rafael Nadal di final Roland Garros pada 2017 silam.
Ditambah lagi ia meraih tiket ke babak delapan besar ini dengan perjuangan yang ekstra keras. Betapa tidak?
Saat menghadapi bintang muda Yunani yang baru berusia 20 tahun, Stefanos Tsitsipas, di babak keempat di Court Suzanne Lenglen, kemarin dini hari, Wawrinka harus bermain selama 4 jam, 9 menit sebelum menang 7-6 (8/6), 5-7, 6-4, 3-6, 8-6.
"Inilah alasan saya bisa bangkit dari cedera untuk kemudian kembali ke papan atas karena saya senang dan menikmati bermain di hadapan banyak orang dan senang bermain di turnamen besar," ujar pemilik tiga gelar grand slam tersebut.
Di sisi lain, Tsitsipas tidak memungkiri kekecewaannya dengan kekalahan itu. Menurut dia, terkadang dalam pertandingan hal yang buruk bisa terjadi.
"Hal paling buruk dalam tenis ialah ketika perasaan Anda buruk. Terutama ketika Anda kalah. Anda tidak akan mau ada di posisi saya," cetus petenis unggulan enam itu.
Sementara itu, Federer mengaku senang dengan kesuksesan Wawrinka maju ke perempat final. Sayangnya mereka sudah harus terlibat bentrokan di babak delapan besar.
"Saya punya kenangan buruk. Stan mengalahkan saya dalam tiga set dengan pukulannya yang kejam," cetus Federer yang maju ke perempat final setelah mengalahkan petenis Argentina, Leonardo Mayer, 6-2, 6-3, 6-3.
"Tentu saja saya selalu menyiapkan skenario terburuk setiap kali tampil di sebuah turnamen. Namun, saat ini saya sangat senang dengan performa saya," kata Federer lagi yang menjadi petenis tertua yang maju ke perempat final di turnamen grand slam sejak Jimmy Connors di Amerika Serikat Terbuka 1991.
Kemenangan ke-90
Pada bagian lain, petenis unggulan dua asal Spanyol, Rafael Nadal, membuat sejarah di Roland Garros dengan mencatat kemenangan ke-90-nya. Sang juara bertahan mengukir rekor tersebut seusai mengalahkan petenis debutan asal Argentina, Juan Ignacio Londero, 6-2, 6-3, 6-3 di babak keempat.
Meski demikian, petenis berjuluk 'Raja Lapangan Tanah Liat' itu belum puas. Ia kini membidik trofi ke-12 di Roland Garros.
"Luar biasa rasanya bisa maju lagi ke perempat final di turnamen ini. Karena turnamen ini sangat spesial buat karier saya," ujar Nadal yang berusia 33 tahun, kemarin.
"Saya masih bisa melakoni pertandingan solid melawan petenis yang cukup andal. Ini kemenangan yang positif bagi saya." (AFP/ATPTour/R-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved