Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
TIM atletik unjuk kegemilangan buat kontingen Indonesia di Asian Para Games 2018 Jakarta. Pada hari ketiga kemarin, mereka menyumbang tiga medali emas sekaligus mengukir dua rekor Asia.
Suparniyati mengawali kecemerlangan dengan menjuarai nomor tolak peluru kelas tunagrahita di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan dengan tolakan 10,75 meter. Tak cuma berbuah emas, tolakannya itu mematahkan rekor Asia milik Nursuhana binti Ramlan (Malaysia) di Paralimpiade London 2012 sejauh 10,71 m.
Meski tak sesuai yang diharapkan, Suparniyati yang pertama kali tampil di Asian Para Games tetap bersyukur atas capaiannya. "Medali emas ini untuk ibu saya. Saya selalu mau membahagiakan ibu," ucap atlet asal Riau berusia 25 tahun itu.
Kesuksesan Suparniyati diikuti Rica Oktavia yang berjaya di nomor lompat jauh. Rica mencatat lompatan 5,25 meter, melampaui rekor Siti Noor Radiah Ismail (Malaysia) sejauh 5,20 meter di Paralimpiade Rio de Janeiro 2016. Siti meraih medali perak dengan lompatan 5,18 m.
"Alhamdulillah bisa melewati rekor Asia. Saya senang bisa mencapai target medali emas," ujar Rica.
Ia pun berambisi tampil di Paralimpiade Tokyo 2020.
Medali emas ketiga dari cabang atletik disumbangkan Sapto Yogo Purnomo di nomor lari 200 meter putra. Dia menjadi yang tercepat dengan waktu 23,76 detik mengungguli dua pelari asal Iran, yaitu Ali Olfatnia dan Davoudali Ghasemi.
"Ini kejutan. Target saya di nomor 100 meter. Kalau di nomor 200 meter ini fokusnya perak," kata Sapto.
Emas buat kontingen 'Merah Putih' juga datang dari perenang Syuci Indriani di nomor 100 meter gaya dada putri. "Jujur saya tidak menyangka bisa dapat emas." (Sat/Beo/Ant/X-8)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved