Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
DWI Widiantoro pada akhir era Orde Baru mengaku sempat depresi ketika sudah beberapa tahun mengalami kebutaan total. Saat itu dia berada di dalam kondisi seolah tidak tahu ingin berbuat apa di sisa hidupnya. Namun, pikiran itu cepat hilang karena pria yang kini menjadi atlet para lawn bowls itu masih punya semangat untuk berkarya.
Setelah memilih menjadi terapis di daerah Bandung, Jawa Barat, Dwi mulai dekat dengan NPC setempat. Karena kecintaannya terhadap olahraga, Dwi direkrut menjadi atlet goal ball. Dia bahkan pernah mewakili Indonesia di ASEAN Para Games 2013 yang berlangsung di Myanmar. Sayangnya, sekarang dia tidak lagi bermain goal ball karena usianya sudah tidak lagi muda.
"Saat ini saya sudah 41 tahun. Main goal ball membutuhkan fisik yang kuat dan itu tentu sulit saya lakukan di umur sekarang. Karena saya pernah main boling, lalu ada teman kenalkan lawn bowls sekitar satu atau dua tahun lalu. Dari situ lah awal mula saya bersentuhan dengan lawn bowls," kata Dwi yang biasa disapa Pakde di sela-sela latihan di Lapangan Hoki, Senayan, Jakarta.
Kali pertama bermain lawn bowls, Pakde melempar bola yang dibuat mirip secara bobot dan bentuk seperti aslinya. Tugas pertama yang harus dia selesaikan, ialah mampu mengendalikan tenaga ketika melempar bola dengan benar. Karena mirip seperti boling, Pakde tidak merasa kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan pola permainan lawn bowls.
Bagi Pakde, lawn bowls justru sangat membantunya dalam menjalani hidup, khususnya dalam hal melatih kesabaran. Memainkan lawn bowl bagi orang yang bisa melihat saja terbilang sulit dan kadang menyulut amarah jika bola yang dilempar tidak mendekat target.
"Makanya harus sabar. Dengan kesabaran, diberikan kemudahan dan bisa mendapat apa yang diinginkan," sambungnya.
Pakde menambahkan dirinya merupakan pemain lawn bowls dengan spesialisasi jarak pendek. Bola yang dilemparnya akan lebih akurat jika target ada di jarak 23 m hingga 26 m. Tapi, bukan berarti untuk menyentuh 31 m, jarak maksimal, jadi sesuatu yang sulit untuknya. Menurut Pakde yang lahir di Magelang, Jawa Tengah, dia tidak ingin memaksakan apa pun yang tidak dia suka.
Di Asian Para Games 2018 yang akan berlangsung pada 6-13 Oktober besok, Pakde mengatakan bakal mengeluarkan seluruh kemampuan yang dia punya demi mengharumkan nama bangsa. Saat tampil nanti di ajang empat tahunan itu, Pakde tidak lah sendiri karena dia akan dibantu oleh Alfi yang telah memandunya sejak try out di Malaysia pada Juni lalu. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved