Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Christoper/Aldila Kejar Peringkat untuk Ikut Olimpiade

Budi Ernanto
11/9/2018 19:20
Christoper/Aldila Kejar Peringkat untuk Ikut Olimpiade
(ANTARA FOTO/INASGOC/Wahyu Putro A)

MEDALI emas yang didapat pasangan ganda campuran Christopher Rungkat/Aldila Sutjiadin dari Asian Games 2018 rupanya menjadi pendongkrak motivasi para petenis Indonesia untuk bisa ikut berprestasi. 

Mereka yang di bawah naungan Pelti pun diharapkan bisa menyumbangkan medali di ajang lainnya, tidak terkecuali OIimpiade 2020 di Tokyo, Jepang.

“Mereka yang turun di Asian Games sudah bersiap sejak lama, termasuk menjadikan Piala Davis sebagai masa pemanasan. Kami pun tidak ingin berhenti di Asian Games, akan berlanjut juga untuk SEA Games 2019 dan Olimpiade 2020,” kata pelatih tenis Indonesia Febi Widhiyanto kepada Media Indonesia, Selasa (11/9).

Untuk bisa terbang ke Tokyo, Febi mengatakan hal utama yang harus dilakukan, ialah Christopher dkk harus meningkatkan peringkat mereka untuk bisa lolos kualifikasi. 

Khusus kategori ganda campuran, jika Christoper/Aldila ingin bisa tampil di Tokyo, masing-masing harus bisa menjadi petenis dengan minimal rangking 56 dunia di sektor tunggal atau masuk 10 besar di sektor ganda.

Berdasarkan data yang dimiliki situs ATP World Tour, rangking terbaik Christopher, ialah 103 di sektor ganda putra. Rangking terbaik petenis yang kini berusia 28 tahun itu, ialah 96 pada Mei tahun ini. Sementara Aldila berdasarkan situs WTA Tennis, berada di peringkat ke-637 untuk kategori ganda putri.

“Supaya bisa ngejar peringkat, mudah-mudahan hasil dari Asian Games, jadi momentum supaya ada sponsor. Sudah ada sponsor yang lakukan pendekatan, tapi kami selektif ya. Karena kami inginnya bentuk dukungan jangka panjang. Biar anak-anak latihan tidak sementara saja,” tutur Febi.

Latihan jangka panjang pun oleh Febi didefinisikan dengan mengikuti turnamen secara berkala. Karena itu menurut dia lebih efektif dan bahkan ketimbang mendatangkan pelatih kelas dunia sekali pun. “Kalau mau naik level yang penting ikut turnamen. Kita juga harus tahu level turnamen yang diikuti,” pungkas Febi. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya