Headline
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.
Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.
TARGET 4 medali emas yang harus diraih cabang renang dalam Asian Para Games 2018 di Jakarta pada 6 - 13 Oktober mendatang dinilai sangat realistis. Mengingat persaingan sangat ketat di level Asia, terutama dari negara Jepang, Tiongkok, Korea dan dari pecahan Uni Soviet, seperti Uzbekistan dan Kazakstan.
Di antara para atlet NPC (National Paralympic Committee) yang dipersiapkan untuk mengharumkan Indonesia di ajang pesta olahraga kaum difabel tingkat Asia ini ialah Dean Pinta Uli Siringo Ringo. Ia akan terjun di nomor 100 meter gaya bebas putri S11 (tuna netra).
Meski catatan waktu terbaik di nomor favoritnya saat ini masih jauh dari harapan pelatih, namun selama pelatnas berlangsung di kolam renang Kopassus Grup II kandang Menjangan, Kartosura, atlet tuna netra dari Sumatra Utara ini mengaku terus mengasah diri, agar kemampuan semakin meningkat. Hal itu bisa menjadi modal kuat untuk melawan para pesaingnya, terutama dari Tiongkol dan Jepang.
Saat ini catatan waktu terbaiknya di nomor 100 meter gaya bebas S11 adalah 1.56'.53".
"Saya ini kan masih pemula mas. Pengalaman masih sedikit sekali. Karena itu, saya sangat terkejut dan merasa terhormat ketika ikut dipilih masuk menjadi timnas yang akan berjuang sebagai tuan rumah di Asian Para Games 2018," tutur Dean, panggilan akrab atlet tunanetra asal Sumut ini saat mengawali perbincangan dengan Media Indonesia, di pinggir kolam renang Hotel Sahid Jaya Solo, yang merupakan tempatnya menginap selama pelatnas, Senin (11/9).
Sebelum menjalani pelatnas di Solo pada Januari silam, ia sebenarnya sempat berfikir dan mengukur diri, apakah akan mampu memberikan yang terbaik bagi Indonesia. Hal ini mengingat lawan-lawannya dari mancanegara, terutama dari Jepang dan Tiongkok sudah didengar kehebatannya. Sementara dirinya masih pemula yang miskin dengan pengalaman dan prestasi.
Namun kemudian dari latihan demi latihan dan juga pengalaman selama bertanding mengikuti Peparnas 2016 maupun Kejurnas NPC 2017, ia mempunyai kesimpulan, bahwa modal terbesar untuk bertanding bukan siapa yang harus dilawan, melainkan bagaimana bisa mengalahkan diri sendiri.
"Jadi tidak bisa ditawar, selain berlatih dengan keras, maka sebelum bertanding saya harus bisa mengalahkan diri sendiri, dengan keterbatasan fisik yang saya miliki ini. Soal kalah menang, kita jalani saja. Mudah-mudahan faktor keberuntungan juga ada pada kita," imbuh perempuan sarjana ilmu sosial dari Universitas Sumatera Utara ini.
Yang jelas, ia siap memberikan totalitas dan berjuang all out untuk membayar kehormatan negara yang diberikan kepada dirinya, dengan prestasi.
"Doakan yang terbaik ya mas," ujar dia yang sebenarnya lebih memilih cabang catur, jika saja boleh memilih dan olahraga olah otak ini dilombakan di Asian Para Games 2018.
Terkait kecintaan pada cabang catur, diakui Dean Uli sudah sejak kecil. Karena kepintarannya ini pulalah, kedua orang tuanya lebih menginginkan dirinya fokus di pendidikan. Pendidikan dianggap bisa lebih menjamin masa depan, ketimbang olah raga, utamanya bagi penyandang kebutuhan khusus.
"Karena itu ketika Dekan saya di USU mengetahui saya berpotensi di olahraga renang, dan kemudian mengarahkan untuk ikut menjadi atlet NPC, orang tua saya juga tidak saya beritahu. Namun sesungguhnya,saya senang bermain catur, dan pernah juara tiga di Surabaya. Tetapi sayang catur tidak termasuk olah raga yang dipertandingkan," tandas anggota Waho
Swimming Club yang mengaku sangat rindu dengan orang tuanya yang sudah tidak ditemui selama sembilan bulan terakhir ini.
Sejauh ini, kerinduan terhadap orang tuanya itu, menjadi kesedihan terdalam yang dialaminya selama menjalani pelatnas untuk Asian Para Games 2018. Kesempatan libur tiga hari tidak mencukupi waktu untuk pulang. Selebihnya, ia menyatakan kesukaan menjadi atlet Asia Para Games, karena negara begitu serius dan telah memberikan fasilitas terbaik selama mengikuti pelatnas.
"Beruntung adik saya sempat menengok ke Solo meski sekali. Itu obat kerinduan. Semoga di sela-sela pertandingan di Jakarta nanti bisa ketemu orang tua," ucapnya penuh nada rindu. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved