Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Konsistensi Menjadi Tantangan Selanjutnya Tunggal Putra

Nurul Fadillah
29/8/2018 20:11
Konsistensi Menjadi Tantangan Selanjutnya Tunggal Putra
(ANTARA)

TUNGGAL putra bulutangkis Indonesia sukses memberikan kejutan di Asian Games 2018. Dua wakil tunggal, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie yang semula tidak dipatok target khusus ternyata mampu memberikan prestasi terbaik bagi Merah Putih.

Jonatan mencetak sejarah dengan meraih emas di sektor tunggal putra yang terakhir kali diraih oleh legenda bulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat di Asian Games Doha 2006 silam. Tapi, penampilan Anthony pun tak kalah apik.

Sebelum akhirnya mendapat perunggu, Ia berhasil mengalahkan Juara Dunia 2018 asal Jepang, Kento Momota peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Chen Long, serta pemain terbaik India, Srikanth Kidambi.

Apa rahasia kesuksesan tim tunggal putra di Asian Games. Berikut, wawancara dengan Pelatih Tunggal Putra, Hendry Saputra.

Bagaimana persiapan tim tunggal putra Indonesia jelang Asian Games dan apa tanggapan sang pelatih, Hendry Saputra, atas capaian ini.

Bagaimana pendapat Anda tentang keberhasilan Jonatan?

Saya lihat dari peringkat, kalau dari main pertama saja dia bisa melewati pemain peringkat di atasnya, saya yakin pemain ranking satu sampai 14 dia bisa handle. Jonatan sekarang ada di peringkat 15. Tapi peringkat yang di bawahnya juga harus diwaspadai. Kalau saya lihat begini, saya nilai dia naik satu tingkat.

Apa ada pesan khusus kepada Jonatan sebelum menghadapi final?

Saat itu saya tidak bisa mempengaruhi terlau banyak, karena dia sudah fokus untuk menang. Cuma satu yang saya bilang, kamu mesti sabar, ulet, tunggu kesempatan untuk juara. Banyak saya lihat pemain dunia yang cepat-cepat mau mematikan dan dia kalah, nah ini jangan terjadi kali ini.

Bagaimana dengan kabar Anthony?

Anthony dibilang down ya iya, semua orang kalah pasti down. Saya bilang sama dia, kamu melakukan kesalahan, kamu nggak boleh kecewa. Kecuali kamu kalah karena tidak melakukan kesalahan. Bukan kamu main jelek lho, tapi kamu melakukan kesalahan di saat kritis itu.

Sebetulnya Apa rahasia tim tunggal putra bisa tampil baik di Asian Games 2018?

Latihan seperti biasa di pelatnas, latihan teknik dan ada peningkatan latihan fisik. Di pelatnas sudah latihan main dengan durasi diatas 85 menit. Kalau durasi latihan secara umum sekitar empat sampai lima jam sehari. Pagi tiga jam, sore dua jam. Kalau dibilang terlalu sebentar, buat kami yang penting itu kualitas. Percuma kalau lama tapi tidak ada kualitasnya.

Apakah ada persiapan khusus?

Yang paling berat itu mempersiapkan pikiran mereka. Jonatan dan Anthony kalau mengembalikan bola dan mati itu bukan karena tekniknya jelek, tapi pikirannya. Mau cepat menang, kurang sabar, kurang teliti, itu terus berpacu di alam pikiran mereka.

Apa yang harus diperbaiki dari Anthony dan Jonatan ke depannya?

Dari pikiran dan mental mereka, bagaimana cara berpikir. Contohnya, selama di Asian Games, Anthony sudah lima atau enam kali match point nggak bisa menyelesaikan? masa mau buru-buru? kalau mau ambil gaji baru boleh buru-buru. Enggak usah seperti itu. Kecuali kalau lagi adu cepat, ini kan bagaimana caranya memenangkan permainan. Tapi ya sekarang dapat perunggu, mudah-mudahan bisa di olimpiade, harus optimis.

Bagaimana Coach Hendry menanggapi komentar negatif tentang prestasi tunggal putra Indonesia selama ini?

Ini justru memotivasi saya, saya minta dukungan. Kalau atletnya down, logikanya harus didukung dong. Saya bilang ke atlet saya, kalau digituin ya kamu mesti fight back, tunjukan sama mereka dengan prestasi, mudah-mudahan Tuhan mengizinkan. Kalau kalah, kita belajar lagi. Yang harus dijaga itu adalah atletnya, dia tidak boleh masuk dalam ranah itu, karena bisa stress dan trauma. Saya berdoa semoga Tuhan kasih petunjuk supaya ditunjukkan apa yang dinilai orang-orang itu salah, karena kami bekerja sungguh-sungguh. Atlet saya sudah berjuang untuk dirinya sendiri, untuk PBSI dan untuk negara. jadi kalau ada tekanan, harapan yang over atau perkataan yang tidak bagus, nah ini yang harus kita jaga.

Apa harapan tim tunggal putra selanjutnya?

Konsisten! Ini yang paling utama dan paling menantang. Konsisten dari segi prestasi dan bagaimana dia mengelola keadaan dirinya sendiri. Kalau suatu saat peringkat dia naik tapi dia tidak bisa jaga pikiran, jaga fisiknya, tekniknya, mainnya, otomatis akan drop juga. Nah itu tugas saya untuk membantu . Ke depan ada tiga turnamen yang harus diikuti di Jepang, Tiongkok dan Korea. Dalam pekan ini kami akan recovery. Mereka sudah delapan kali tanding selama Asian Games, tidak pernah dilakukan Jonatan dan Ginting kalau tidak salah. Tiga kali main di beregu dan perorangan, berarti delapan kali. Kalau di turnamen world tour, sampai final hanya lima kali main, mereka sudah over tiga pertandingan. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya