Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
SEMPAT tidak diunggulkan meraih medali emas, pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie mampu membalikkan prediksi berbagai kalangan. Ya, dengan kepercayaan diri tinggi, dia mampu merebut medali emas Asian Games 2018.
Sebelumnya, pemerintah hanya menargetkan satu medali emas. Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal PBSI Achmad Budiharto.
"Kalau sesuai target pemerintah, bulu tangkis hanya dipatok satu medali emas. Tetapi, mudah-mudahan bisa lebih baik dari itu," ujar Budiharto beberapa waktu lalu.
PBSI memang mempunyai pandangan berbeda dengan pemerintah. Sebab, PBSI punya harapan bisa meraih dua medali emas dari ganda putra dan ganda campuran. Maklum, di sana ada nama-nama beken dunia seperti Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (ganda putra) dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran).
Akan tetapi, target PBSI boleh dibilang sedikit meleset. Ganda campuran yang diunggulkan justru tidak mampu lolos ke final. Owi/Butet sapaan Tontowi/Liliyana menyerah dari wakil Tiongkok Zhang Siwei/Huang Yaqiong.
Beruntung, target PBSI untuk merebut dua emas tidak sepenuhnya gagal. Sebab, Jonatan mampu mengalahkan batas dengan menyabet emas usai berjuang rubber game menghadapi perlawanan sengit Chou Tien Chen (Chinese Taipei) 21-18, 20-22, dan 21-15.
Pandangan tidak jauh berbeda dengan PBSI datang dari Taufik Hidayat. Juara Olimpiade Athena 2004 itu menyebut peluang tunggal putra di Asian Games berat. Dia memprediksi satu emas akan diraih oleh ganda putra atau ganda campuran.
"Tunggal putra (untuk Asian Games) masih berat," kata Taufik beberapa waktu lalu.
"Ini tantangan yang lebih besar lagi, dalam satu sisi harus tambah motivasi karena kami bermain sebagai tuan rumah dan belum tentu kapan lagi Asian Games ada di sini. Jadi, manfaatkan semaksimal mungkin untuk bisa jadi yang terbaik," tutur Taufik.
Akhiri puasa gelar
Berbicara medali emas nomor perorangan tunggal putra, Indonesia harus menunggu selama tiga edisi Asian Games terakhir.
Sebelum kejayaan Jonatan pada edisi Asian Games 2018, Indonesia berjaya di nomor perorangan tunggal putra saat Taufik Hidayat tampil di Asian Games 2006 di Doha, Qatar.
Tentu, selama 12 tahun menunggu, Indonesia kerap dihantui pertanyaan bagaimana prestasi tunggal putra di Asian Games? Kini, dahaga gelar sudah diakhiri Jojo-sapaan karib Jonatan. Dalam kondisi apapun, dia mampu mengalahkan batas dan mengharumkan nama Indonesia di kancah Asia.
Jojo yang berperingkat 15 dunia memang tidak terdengar dijagokan di nomor perorangan tunggal putra. Namun, performanya di lapangan seakan membuka mata semua orang kalau dirinya punya kapasitas.
Jojo memulai perjuangannya dengan menghadapi pebulu tangkis unggulan Tiongkok, Shi Yuqi. Tidak main-main, dia adalah pebulu tangkis nomor dua dunia dan unggulan pertama di Asian Games kali ini.
Namun, status itu tidak membuat Jojo resah. Terbukti, dia mampu menang rubber game 21-19, 19-21, dan 21-17. Selanjutnya, Jojo menyingkirkan perlawanan pebulu tangkis Thailand Khosit Phetpradab juga dengan rubber game 17-21, 21-18, dan 21-18.
Pada babak perempat final, Jojo mendapatkan adangan wakil Hong Kong, Wong Wing Ki Vincent. Lagi-lagi, Jojo menjaga konsistensinya dengan menang straight game 21-11 dan 21-18.
Jojo langsung mendapatkan tantangan berat pada babak semifinal. Dia berjumpa Kenta Nishimoto, pebulu tangkis peringkat 10 dunia dan menjadi unggulan kedelapan di Asian Games 2018. Akan tetapi, Jojo mampu menang rubber game 21-15, 15-21, dan 21-19.
Penampilan pebulu tangkis 20 tahun itu kembali diuji ketika berhadapan dengan wakil Chinese Taipei Chou Tien Chen pada partai puncak. Sama seperti Kenta, Chou mempunyai peringkat dunia lebih baik dari Jojo yakni peringkat enam dunia.
Namun, statistik itu tidak memengaruhi Jojo. Kendati sempat unggul (21-18) lalu kalah pada game kedua (20-22), Jojo mengalahkan batas pada game ketiga. Dengan elegan, Jojo berhasil memperlebar jarak dan memastikan kemenangan 21-15. Keberhasilan itu sekaligus mengakhiri dahaga gelar nomor perorangan tunggal putra di Asian Games 2018.
Berkat perjuangan Jojo dan tambahan medali dari Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya, membuat kontingen Merah Putih mengemas 24 medali emas dan mengalahkan batas dari target pemerintah yakni 16 emas.
Berikan dukungan untuk atlet Indonesia melalui games #IndonesiaKalahkanBatas, persembahan OBH Combi atau hadiah tiket gratis persembahan OBH Combi! dan bawa Indonesia menjadi posisi #1. Dapatkan juga tiket Asian Games atau E-Voucher belanja!
Terhitung sejak 27 Agustus, koleksi 64 medali adalah yang terbaik, mengalahkan raihan sebelumnya yang mencapai 51 medali (11 emas, 12 perak, 28 perunggu) pada Asian Games 1962 silam - dan ini belum berakhir.
ABDUL Malik yang turun pada kelas C putra 55 kg melengkapi kegemilangan tim pencak silat Indonesia di Asian Games 2018. Delapan medali emas yang diperebutkan hari ini, seluruhnya direbut para atlet Indonesia.
Prestasi keduanya membuat Indonesia semakin mengalahkan batas, terutama dalam pencapaian medali emas mereka sepanjang sejarah.
CABANG olahraga dayung membawa Indonesia melampaui perolehan medali emas Asian Games Bangkok 1978.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved