Atlet Asing Keluhkan Konsumsi dan Transportasi Wisma Atlet

Nurul Fadillah
27/8/2018 15:15
Atlet Asing Keluhkan Konsumsi dan Transportasi Wisma Atlet
Deputi I Inasgoc Bidang Pengoperasian Pertandingan Harry Warganegara(MI/Nurul Fadillah)

PERHELATAN Asian Games 2018 sudah memasuki hari kesepuluh semenjak Upacara Pembukaan dilaksanakan pada 18 Agustus 2018 lalu. Pada pekan terakhir penyelenggaraan mulai muncul keluhan-keluhan dari para atlet asing terhadap konsumsi dan transportasi khususnya di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta.

Deputi I Inasgoc Bidang Pengoperasian Pertandingan Harry Warganegara mengatakan para atlet tampaknya mulai bosan dengan makanan yang disediakan di Wisma Atlet.

"Masalah makanan, mereka sudah mulai bosan bahkan ada yang ke warung. Kita kan larang engga boleh karena kalau nanti ada apa-apa kita yang disalahkan. Kemudian di tower 1 ada juga kafe gitu yang memang diperuntukan bagi panitia untuk beli makan, mereka mau ke situ, kita larang eh mereka marah-marah," ujar Harry saat ditemui media di Main Press Centre, JCC, Jakarta, Senin (27/8).

Harry menambahkan, sesungguhnya di Wisma Atlet sudah tersedia berbagai variasi makanan. Tidak hanya makanan Indonesia, makanan dari Asia Tengah dan internasional menjadi konsumsi atlet sehari-hari.

"Cuma terkadang mereka bosan. Seperti orang Arab bosan dengan makanan mereka dan mencoba makanan Indonesia akhirnya engga cocok dengan selera. Bahkan, ada kasus dimana atlet dan offisial itu membawa bir-bir kaleng, seperti Jepang dan Korea Selatan. Mereka ingin minum karena sudah kalah atau sudah selesai pertandingan, tetap tidak kami izinkan karena memang sudah ada larangan dari Dewan Olimpiade ASia (OCA)," lanjut Harry.

Selain variasi makanan, jam operasional tempat makan atlet juga ditambah. Hal ini dilakukan guna menindaklanjuti keluhan atlet terhadap jam operasional tersebut.

Menurut Harry, biasanya tempat makan atlet ditutup pukul 23.00 WIB.

"Atlet itu kan ada yang tanding sampai pukul 21.00 WIB misalnya kemudian mereka harus tes doping yang selesainya bisa sampai pukul 22.00-22.30 malam, sementara tempat makan atlet itu sudah tutup pukul 23.00, nah mereka minta diperpanjang jam operasional. Akhirnya kita buka sampai tengah malam, tetapi setelah jam 23.00 itu hanya menyediakan makanan dingin engga hangat," jelas Harry.

Selain konsumsi, masalah transportasi juga sempat dipermasalahkan oleh atlet dan offisial. Menurut Harry, Kementerian Perhubungan hanya memberlakukan jam operasional transportasi atlet ke Wisma hingga pukul 22.00.

"Kita ini bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan, cuma mereka itu masih memberlakukan jam terakhir itu pukul 22.00. Padahal mereka itu kalau habis bertanding bisa selesai tes doping sampai pukul 12 malam, itu hanya masalah komunikasi yang harus diselesaikan, antara atasan sampai bawahan supaya jam berlangsungnya transportasi bisa diperpanjang," pungkasnya. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya