Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Selecao das Quinas Gagal Melaju sebagai Juara Grup

Nurul Fadillah
26/6/2018 11:03
Selecao das Quinas Gagal Melaju sebagai Juara Grup
(AFP/JUAN BARRETO)

AMBISI tim nasional Portugal melaju ke babak 16 besar Piala Dunia 2018 dengan sempurna batal terwujud. Hasil imbang 1-1 yang mereka dapatkan saat melawan Iran di laga terakhir Grup B, Selasa(26/6) dini hari, membuat Cristiano Ronaldo cs harus puas lolos sebagai runner up grup.

Skuat Selecao das Quinas berhak melaju berkat torehan lima poin yang diraih dari satu kemenangan melawan Maroko dengan skor 1-0, dan hasil imbang 3-3 melawan Spanyol, serta Iran. Adapun di posisi puncak klasemen, jawara Piala Dunia 2010, Spanyol lolos dengan status juara grup setelah ditahan imbang 2-2 oleh Maroko.

Skuat La Furia Roja juga lolos dengan torehan lima poin, namun unggul selisih gol dari Seleccao. Dengan demikian, Iran dan Maroko sudah dipastikan angkat koper di Piala Dunia kali ini.

Sementara itu, laga antara Portugal dan Iran diwarnai dengan kegagalan penalti megabintang Cristiano Ronaldo. Bertanding di Mordovia Arena, Seleccao justru unggul berkat Ricardo Quaresma menjelang akhir babak pertama. Di babak kedua, Portugal mendapat peluang memperbesar kedudukan melalui hadiah penalti. Sayangnya, Ronaldo gagal menjalankan tugas dengan baik karena tendangannya mampu ditepis Alireza Beiranvand pada menit ke-53.

Status juara grup akhirnya hilang di masa injury time. Iran yang mendapat hadiah penalti setelah Cedric Soares melakukan handball di kotak terlarang mampu menyamakan kedudukan melalui penyerang pengganti, Karim Ansarifard, yang berhasil mengeksekusi dengan sempurna di menit 93.

Usai peluit panjang ditiupkan wasit Enrique Caceres, Ronaldo tampak begitu kesal sambil meninggalkan lapangan. Penyerang Real Madrid itu bahkan tidak berbicara dengan rekan-rekan setimnya dan langsung bergegas ke ruang ganti.

Arsitek tim, Fernando Santos, paham dengan sikap Ronaldo. Menurutnya, normal jika pemain yang menjadi sorotan dunia merasa marah karena gagal memanfaatkan kesempatan yang ada. Hal itu normal, lantaran cap pemain terbaik dunia menempel pada diri Ronaldo, kesakitan yang dirasakan melebihi dari rasa gagal pemain-pemain lain.

"Mereka selalu menginginkan kemenangan, mereka ingin menjadi yang terbaik dan mereka menolak kegagalan dan ketika mereka gagal mereka sangat marah," ujar Santos.

Selain kegagalan penalti, drama VAR (Video Assistant Referee) juga menangkap aksi Ronaldo yang menyikut wajah punggawa Iran, Morteza Pouraliganji, menjelang akhir pertandingan. Namun, alih-alih kartu merah, sang pengadil pertandingan justru hanya memberikan kartu peringatan kepada Ronaldo.

Pelatih timnas Iran, Carlos Queiroz mengaku kecewa dengan keputusan wasit tersebut. Menurut Queiroz, pemain berusia 33 tahun itu selayaknya mendapat kartu merah.

"VAR adalah sistem yang tidak jelas, saya tidak akan senang dengan apa yang terjadi dalam pertandingan tadi. Menurut saya, situasi ini akan disalahartikan karena melibatkan Ronaldo, satu sikutan di wajah harusnya kartu merah, namun Ronaldo tidak mendapatkannya," ujar Queiroz.(Skysports/talksport/OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya