Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SEPERTI wabah menular, perseteruan antara pengemudi taksi dan ojek berbasis aplikasi daring kembali terjadi. Gesekan fisik bahkan terjadi antara sopir taksi dan pengemudi Go-Jek di Kota Surakarta, Jawa Tengah, kemarin.
Gesekan fisik pertama terjadi di depan Stasiun Purwosari. Kebetulan, tempat mangkal keduanya berseberangan di depan stasiun paling barat di Kota Solo itu. Saat banyak penumpang kereta turun keluar stasiun, sopir taksi mengusir barisan pengemudi Go-Jek dari pangkalan mereka.
Sebuah sepeda motor Go-Jek menjadi korban karena dirusak kelompok sopir taksi. Pengemudi Go-Jek yang tidak terima membuat laporan ke Polresta Surakarta.
Aksi balasan terjadi saat sopir taksi berkonvoi menuju balai kota untuk memprotes keberadaan transportasi daring di kota itu. Mereka dilempari batu oleh pengemudi Go-Jek. Sejumlah sopir taksi terpancing emosi dan berusaha membalas, tapi dapat dicegah.
Situasi kembali memanas saat para sopir taksi berkumpul di halaman depan balai kota. Mereka lari mengejar konvoi ratusan pengemudi Go-Jek yang melintas. Sempat terjadi saling pukul di antara kedua belah pihak.
Polisi meminta massa Go-Jek meninggalkan kawasan balai kota dan sopir taksi diminta masuk ke halaman balai kota.
Sejumlah perwakilan sopir taksi pun diberi waktu bertemu dengan Pemerintah Kota Surakarta. “Kami minta Pemkot Surakarta bersikap tegas dan melarang Go-Jek beroperasi,” ujar koordinator sopir taksi, R Tomy, dalam pertemuan itu.
Kepada polisi, mereka juga meminta jaminan keamanan. Ia khawatir kejadian hari itu berulang. Seorang pengemudi Go-Jek, Hendra Widodo, me-ngaku selama ini mereka terus mendapatkan intimidasi dari sopir taksi.
“Sebenarnya kalau mau membuat laporan, banyak ma-camnya,” ujarnya.
Kapolresta Surakarta AKB Ribut Hari Wibowo berjanji akan mempertemukan kedua belah pihak yang bertikai.
“Bantu kami untuk menciptakan Kota Solo yang aman,” kata Ribut Hari Wibowo.
Penolakan ojek daring juga terjadi di Surabaya, Jatim. Kapolrestabes Surabaya Kombes Mohammad Iqbal mengatakan penolak ojek daring akan menggelar demonstrasi pada Senin (20/3) nanti.
Terkait dengan itu, Kemenhub gencar melakukan sosialisasi revisi 11 poin Permenhub Nomor 32/2016 sebelum terbit April 2017 nanti. Dalam revisi disebutkan penentuan tarif atas dan tarif bawah transportasi daring diserahkan ke pada pemda. (WJ/FR/N-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved