Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
KANTOR Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mencabut maklumat larangan berlayar kapal di perairan laut Kali-mantan dan Laut Jawa.
Pemberian izin berlayar itu guna mencegah stagnasi pasokan barang dari dan ke Kalsel.
"Cuaca memang belum terlalu bagus, tetapi cukup aman untuk pelayaran," ujar Kepala Bidang Keselamatan Pelayaran Penjagaan dan Patroli KSOP Banjarmasin, Dwiyanto, kemarin.
Setelah maklumat itu dikeluarkan, antrean truk angkutan barang tujuan Surabaya dan Semarang yang sebelumnya tertahan di terminal barang Pelabuhan Trisakti sudah jauh berkurang.
Kapal jenis ro-ro sudah kembali beroperasi mengangkut barang dan penumpang.
Demikian juga dengan kapal-kapal tongkang pengangkut batu bara tujuan Pulau Jawa ataupun perairan Tabunio, lokasi loading batu bara tujuan ekspor, mulai lalu lalang melintasi Sungai Barito.
"Meskipun begitu, KSOP mengimbau kapal-kapal terutama berukuran (draf) kecil untuk berhati-hati dan mewaspadai kondisi cuaca di perairan yang dapat berubah setiap saat," imbuh Dwiyanto.
Larangan berlayar dikeluarkan pada awal Februari lalu karena ketinggian gelombang mencapai 4-5 meter.
Saat ini tinggi gelombang berkurang berkisar 2-3 meter dan dinilai cukup aman bagi pelayaran.
Pemandangan senada juga terlihat di Pelabuhan Gresik, Surabaya. Ratusan calon penumpang berjubel untuk dapat menyeberang ke Pulau Bawean, kemarin.
Jalur dibuka kembali setelah ditutup, sejak dua minggu lalu.
Namun, keterbatasan kapasitas kapal membuat ratusan calon penumpang tak terangkut. Kapasitas kapal hanya sekitar 380 penumpang.
Maka untuk sebagian penumpang yang tidak terbawa akan diangkut hari ini.
"Sebelumnya, kami tertahan di Gresik karena tidak ada kapal penyeberangan akibat cuaca buruk. Sekarang sudah bisa pulang," kata Wardi Hasdi, warga Bawean.
Sejumlah kapal penumpang di Sumenep, Jatim, juga mulai beroperasi setelah cuaca laut kondusif untuk pelayaran.
"Ada tiga kapal penumpang yang bertolak dari Pelabuhan Kalianget ke tujuannya masing-masing," kata petugas Bagian Lalu Lintas Angkutan Laut dan Usaha Kepelabuhanan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kalianget, Edy Sucipto.
5 nelayan hilang
Terkait dengan gelombang tinggi, para nelayan atau pengguna kapal di sekitar perairan Sumatra Selatan dan Kepulauan Bangka Belitung pun masih diminta berhati-hati menyusul hilangnya lima nelayan di perbatasan Sungai Dinding Sembilang, Banyuasin dan perairan Karang Ular, Bangka Belitung, Sabtu (11/2) .
"Dari laporan yang masuk, tenggelamnya kapal nelayan akibat gelombang tinggi yang mencapai 3-4 meter," terang Kapolres Banyuasin AKB Andri Sudarmadi.
Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap, Jawa Tengah, lagi-lagi mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang mencapai 4 meter.
Di lain sisi, tingginya gelombang laut ternyata membawa berkah bagi nelayan di Kelurahan Mintaragen, Kota Tegal, Jateng.
Dari pagi hingga sore, mereka berburu kerang yang disapu ombak ke bibir pantai di kawasan objek wisata Pantai Alam Indah (PAI) Tegal.
"Lumayanlah, yang penting dapur ngebul," ucap Lili, salah satu istri nelayan. (FL/DW/LD/JI/Ant/N-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved