Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Selain Banjir, Macet Jadi PR Kang Emil

06/1/2017 09:50
Selain Banjir, Macet Jadi PR Kang Emil
(ANTARA/Fahrul Jayadiputra)

BANJIR dan macet. Itulah dua bencana yang harus diselesaikan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil saat ia memasuki tahun ke-4 kepemimpinan. Hal itu terungkap dalam survei yang dilakukan Pusat Penelitian Kebijakan Publik dan Pengabdian Masyarakat (PPKPPM) Universitas Kebangsaan (UK) Bandung. Survei dilakukan pada 1-10 Desember 2016 lalu kepada 400 responden dengan metode sampling multistage random.

Sekretaris Tim PPKPPM UK Tonny Judiantono mengatakan, berdasarkan survei itu, masyarakat pesimistis Emil mampu mengatasi banjir dan tingkat kemacetan.

“Banjir jadi persoalan utama, keduanya macet,” kata Tonny saat diskusi refleksi Pemerintah Kota Bandung, di Bandung, Kamis (5/1).

Menurutnya, persoalan macet terjadi karena lambannya penambahan jaringan jalan di ibu kota Provinsi Jawa Barat tersebut. Padahal, jumlah kendaraan terus bertambah.

Selain menambah jaringan jalan baru, menurut Tonny, hal yang harus segera dilakukan ialah memperbaiki sistem transportasi massal. “Agar masyarakat mau beralih menggunakan kendaraan umum,” katanya.

Kang Emil menilai survei itu kurang mencerminkan situasi beberapa tahun terakhir kepemimpinannya. Survei dilakukan saat pemkot memperbaiki saluran air dan trotoar. “Saat macet di mana-mana, saat mood warga sedang tidak baik, kemacetan lagi parah-parahnya,” tukasnya.

Hasil ini, lanjut dia, mungkin berbeda jika dilakukannya pada awal tahun lalu. Meski begitu, pihaknya terlecut untuk terus berupaya mengatasi kemacetan di wilayahnya itu.

Di sisi lain, planolog Institut Teknologi Bandung Reza Gubarda mengatakan banyaknya kendaraan yang parkir di ruas jalan ikut menyumbang macet. Dia pun menyayangkan langkah pemkot yang menjadikan parkir di ruas jalan sebagai sumber PAD.

“Daripada nerima (tarif) parkir dua ribu, mending denda saja Rp250 ribu. PAD meningkat, sama saja kan?”

Seharusnya, kata dia, Pemkot Bandung menyediakan kantong parkir khusus untuk menampung kendaraan. Jika tidak mampu membangun, pemkot bisa melibatkan pihak swasta.

Tim Pertimbangan Kebijakan Publik Wali Kota Bandung Arfi Rafnialdi mengakui jalanan di Bandung bertambah 1% per tahun, sedangkan pertumbuhan kendaraan 9% per tahun.

Di masa depan, pihaknya berjanji memperkuat transportasi massal dan mengenakan tarif mahal untuk kendaraan yang parkir di ruas jalan. Pemkot Bandung juga menargetkan pembangunan tiga jembatan layang tahun ini. (BY/N-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya