Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
DIREKTUR Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Pidie Jaya Erlinda mengakui, sekitar 70% fasilitas kesehatan milik pemerintah setempat rusak karena guncangan gempa 6,5 skala richter (SR) pada Rabu (7/12) pagi.
"Sekitar 70% bangunan RSUD rusak dan tidak bisa dipergunakan," katanya di kompleks RSUD setempat di Meureude, Rabu.
Erlinda menyampaikan, dampak dari gempa itu 50 kamar rawat inap tidak bisa dipergunakan karena dindingnya retak parah dan dikhawatirkan akan roboh jika terjadi gempa susulan.
"Sebanyak 50 kamar rawat inap tidak berani kita gunakan dan hanya 15 kamar rawat inap yang bisa dipakai, selebihnya korban ditangani oleh tim medis di tenda darurat dan dirujuk ke RSUD Sigli, RSUD Bireuen, dan RSU Zainoel Abidin Banda Aceh," ujarnya.
Untuk mengantisipasi lonjakan rujukan korban gempa, pihaknya mendirikan dua tenda darurat di halaman rumah sakit tersebut.
"Kita sudah melakukan antispasi dan tim dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dari Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Utara sudah tiba dan siap membantu serta melayani korban gempa," katanya lagi.
Ia memastikan, jumlah obat yang tersedia di RSUD masih tercukupi, bahkan dokter dari Tim Pemerhati Kepala dan Leher sudah datang dengan membawa sejumlah bantuan obat dan makanan.
"Tim pemerhati dari Rumah Sakit Cut Mutia, Dinkes Aceh Utara, Rumah Sakit Datu Beru Takengon yang keseluruhan ada 50 orang dipimpin oleh Dr Indra sudah tiba di sini dengan membawa sejumlah bantuan alat medis, obat-obatan, dan amakanan," akuinya. (OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved