Headline

Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.

Jawa Tengah Optimistis Produksi Padi Meningkat setelah Pemulihan Lahan Eks Banjir

Akhmad Safuan
28/8/2025 08:09
Jawa Tengah Optimistis Produksi Padi Meningkat setelah Pemulihan Lahan Eks Banjir
Ilustrasi( Antara/Suparman)

NORMALISASI sungai di Demak mampu memulihkan 512 hektare sawah di Kabupaten Demak kembali dapat berproduksi, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah optimis daerah ini akan kembali menjadi lumbung pangan.

Pemantauan Media Indonesia Kamis (28/8) normalisasi sungai di Kabupaten Demak masih berlangsung, namun sebagian besar telah rampung hingga air sungai tidak lagi meluap saat hujan deras mengguyur daerah ini maupun di daerah bagian hulu, bahkan air merendam 512 hektare sawah juga berhasil dikeringkan dan dipulihkan hingga kembali berproduksi.

Akibat banjir merendam cukup laba di atas lahan pertanian seluas 512 hektare tersebut, kerugian ditanggung cukup besar mencapai Rp18 miliar per musim Katena hilangnya produksi padi di daerah ini, sehingga dengan pulihnya kembali area persawahan diperkirakan produksi padi di Demak akan meningkat di masa mendatang.

"Juli lalu saya ke sini ada 512 hektare sawah terendam banjir akibat sungai meluap, namun kini telah kering setelah dilakukan normalisasi Sungai Pelayaran sepanjang 300 meter," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen.

Setelah selesai normalisasi, lanjut Taj Yasin Maimoen, dilanjutkan proses pengeringan ratusan hektare sawah kini kembali dapat ditanami, sehingga Pemrov Jawa Tengah optimis Kabupaten Demak akan kembali menjadi lumbung padi yang sebelumnya berada di peringkat tiga di Jawa Tengah.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah Defransisco Dasilva Tavares mengatakan kerugian akibat banjir dari sektor pertanian di Demak mencapai Rp18 miliar per musim tanam, maia dengan pemulihan lahan persawahan ini sangat optimistis produksi padi terutama di Kecamatan Karangtengah bisa kembali meningkat.

Pemulihan lahan pertanian di Demak, menurut Defransisco Dasilva Tavares, dilaksanakan  bersama BBWS Pemali-Juana, Bank Indonesia Jateng, Pertamina, Djarum, hingga Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (DPUBMCK), akanbterus berlanjut hingga ke wilayah lain yang mengalami nasib serupa.

Sawah Bekas Rob

Sementara itu puluhan hektare lahan bekas terdampak banjir air laut pasang (rob) di Kota Pekalongan juga dikembalikan menjadi lahan sawah dengan berhasilnya uji coba penanaman padi varietas Biosalin I dan II di atas lahan di Kelurahan Krapyak dan Degayu.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan Lili Sulistyowati mengungkapkan pada akhir 2024 berhasil menguji coba penanaman padi di lahan demplot seluas 1,3 hektare di  Kelurahan Krapyak, bahkan ke erhadilan ini terus berkembang hingga mencapai 40 hektare dengan hasil sangat baik 

"Di Kota Pekalongan terdapat 721 hektare sawah, namun sekitar 95 hektare hektare diantaranya merupakan lahan eks rob yang berada di Kelurahan Krapyak dan Degayu," ujar Lili Sulistyowati.

Menurut Lili Sulistyowati dengan penemuan padi varietas Biosalin I dan II yang berhasil ditanam di lahan eks rob tersebut, maka puluhan hektare sawah yang sebelumnya menjadi lahan menganggur dan terbengkalai dapat kembali berproduksi dan mampu berproduksi mencapai 4,2-5,7 ton per hektare (Padi Biosalin I) dan 4,8-6 (Biosalin II).

Kesuksesan mengembalikan lahan eks rob menjadi area pertanian ini, ungkap Lili Sulistyowati, maka di masa mendatang sangat optimis produksi padi di Kota Pekalongan akan meningkatkan lebih besar dan perekonomian petani akan kembali pulih. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya