Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Anak Muda yang belum Bekerja Disarankan Dilatih Dulu

Supardji Rasban
13/7/2025 10:20
Anak Muda yang belum Bekerja Disarankan Dilatih Dulu
Anggota Komisi VI DPR RI, Rizal Bawazier, anak muda dilatih(MI/Supardji Rasban)

 

ANGGOTA Komisi VI DPR RI, Rizal Bawazier, mendorong pelatihan khusus bagi anak-anak muda yang belum mendapatkan kesempatan kerja.  Ketimbang langsung disuruh kerja, lebih baik dilatih dulu. Hal itu disampaikan Rizal Bawazier, saat menghadiri kegiatan bersama komunitas penyintas talasemia di Batang, Jawa Tengah.

"Alhamdulillah hari ini kita bisa jalan bareng, ngopi bareng, juga kumpul bersama anak-anak. Harapannya kegiatan seperti ini jangan berhenti, tapi bisa terus berlanjut," ujar Rizal  dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (13/7).

Rizal mengaku mendengar langsung sejumlah aspirasi, terutama dari anak-anak yang sudah cukup umur untuk bekerja namun belum punya akses atau peluang. "Daripada langsung disuruh kerja, lebih baik mereka kita latih dulu. Kita siapkan jadi SDM unggul. Kalau langsung kerja dengan kondisi yang belum siap, justru bisa berat buat mereka," terang Rizal.

Selain isu SDM, Rizal juga menyoroti pentingnya perhatian untuk para penyintas penyakit kronis seperti talasemia. Perlu ada keseriusan pemerintah, termasuk dalam distribusi layanan kesehatan.

"Anggaran untuk riset itu sebenarnya nggak besar. Tapi kadang proses penyediaannya berbelit-belit. Nah ini yang harus dibenahi, jangan sampai jadi hambatan panjang," jelas Rizal.

PENANGANAN TALASEMIA
Sementara itu, Dokter Spesialis Anak RSUD Kalisari Batang, Tan Evi, menyebut penanganan talasemia kini jauh lebih baik dibanding dulu. Kemajuan teknologi medis membuat penderita bisa hidup lebih lama.

"Dulu cuma bisa bertahan 3 tahun. Setelah ada transfusi darah, naik jadi 20 tahun. Sekarang, dengan terapi kelasi besi dan deteksi dini, penderita bisa hidup sampai 63 tahun," ujar dr Evi.

Ia menjelaskan bahwa kualitas hidup penderita sangat ditentukan oleh tiga hal yakni deteksi dini, transfusi darah saat Hb masih tinggi, dan konsumsi rutin terapi kelasi besi.

"Kalau ditangani dengan benar, pertumbuhan anak lebih bagus, semangat hidupnya juga tinggi. Tapi kalau nunggu Hb rendah banget baru ditransfusi, efeknya justru bisa berat," ungkapnya.

Menurut Evi, ntuk kasus di Batang, saat ini ada 41 pasien talasemia, terdiri dari 19 dewasa dan sisanya anak-anak. Ada penambahan kasus baru sekitar 2 hingga 3 orang.

"Memang masih ada penambahan, tapi tidak sebanyak dulu. Ini mungkin karena beberapa tahun terakhir kita sudah gencarkan program skrining pranikah. Jadi pasangan bisa tahu dulu status talasemianya sebelum menikah," pungkasnya. (E-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya