Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Ekonomi Lokal di Lombok Barat Terdongkrak Berkat Gula Semut Aren

Media Indonesia
12/7/2025 22:11
Ekonomi Lokal di Lombok Barat Terdongkrak Berkat Gula Semut Aren
Ilustrasi petani aren(MI)

PERMINTAAN gula semut aren terus bertumbuh hingga memberikan dampak positif pada perekonomian lokal masyarakat di Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Salah satu penyebab meningkatnya permintaan lantaran tren gaya hidup sehat yang juga tengah digandrungi masyarakat.

Sebuah usaha kecil menengah (UKM) Bukit Halwun yang menjalankan bisnis di Desa Bukit Tinggi, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, menyerap satu ton gula briket aren setiap bulan dari para petani untuk diolah menjadi gula semut.

"Pola kehidupan orang sekarang cenderung menghindari gula putih. Kami melihat peluang pasar di sana dengan mengembangkan produk gula yang aman dikonsumsi oleh semua kalangan," kata pemilik UKM Bukit Halwun bernama Rodinal Islam saat ditemui disela aktivitas pembuatan gula semut aren di Lombok Barat, Sabtu (12/7).

Gula semut aren merupakan salah satu produk olahan dari air nira aren melalui proses kristalisasi dan dikeringkan pakai oven agar memiliki kadar air rendah sekitar 5% untuk pasar lokal dan 3% untuk pasar ekspor. Kementerian Pertanian menyebut gula semut aren punya nilai indeks glikemik 38 atau berada pada kategori rendah. Indeks glikemik gula semut aren yang rendah membuat lonjakan gula darah lebih lambat ketimbang mengonsumsi gula pasir dengan nilai indeks glikemik 68.

"Gula semut aren yang praktis (berbentuk butiran menyerupai pasir) disukai konsumen karena mudah larut saat ditambahkan ke dalam minuman atau aneka camilan," kata Rodinal yang telah memulai bisnis pembuatan gula semut aren sejak tahun 2016.

Rodinal menyampaikan, produk olahan gula semut aren yang diproduksinya saat ini banyak dipasarkan ke toko-toko cenderamata di Pulau Lombok hingga Pulau Sumbawa. Harga jual kemasan gula semut aren ukuran 300 gram senilai Rp25 ribu dan kemasan 1 kilogram senilai Rp60 ribu. Skema penjualan melalui lokapasar yang baru digeluti lima bulan terakhir turut mempengaruhi penjualan. Konsumen berdatangan dari luar Nusa Tenggara Barat membeli produk lewat toko daring yang dikelola secara mandiri.

Aren atau enau yang memiliki nama ilmiah Arenga pinnata merupakan tumbuhan palma terpenting setelah kelapa karena masuk ke dalam jenis tanaman serba guna yang bisa dimanfaatkan dari akar, batang, ijuk, nira, buah, hingga daun. Di Nusa Tenggara Barat, pohon aren tumbuh secara liar di kawasan lereng bukit maupun tepian sungai. Data Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB menyebut akumulasi luas perkebunan aren mencapai sekitar 571,71 hektare dengan jumlah produksi 385,98 ton pada tahun 2024.

Wilayah yang memiliki perkebunan pohon aren paling luas di Nusa Tenggara Barat yakni Lombok Barat dengan luas panen mencapai 198,52 hektare, Lombok Timur 124 hektare, dan Lombok Utara 74,98 hektare.

Petani aren bernama Sahdi mengatakan berbagai produk olahan aren yang semakin diminati konsumen berdampak terhadap harga jual pohon aren. Sebuah pohon aren yang produktif dapat dihargai sekitar Rp5 juta oleh para petani dan air niranya bisa disadap selama belasan tahun. "Proses penyadapan air nira dari tandan bunga dilakukan setiap pagi dan sore. Rata-rata satu pohon aren bisa menghasilkan air nira sebanyak 12 liter," kata Sahdi yang telah menyadap air nira selama 15 tahun.

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) dan Universitas Mataram saat ini sedang mengembangkan penelitian produk olahan aren agar dapat meningkatkan nilai jual komoditi tersebut. Kepala BRIDA NTB I Gede Putu Ariadi mengatakan sedang mengembangkan produk hilirisasi aren berupa pembuatan air nira menjadi bahan dasar minuman siap saji yang memenuhi standar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).(Ant/M-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya