Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Pamerkan Karya di Artjog 2025, Reza Rahadian Ungkap Beraksi di Depan Kamera 7 Jam Tanpa Jeda

Ardi Teristi Hardi
01/7/2025 17:34
Pamerkan Karya di Artjog 2025, Reza Rahadian Ungkap Beraksi di Depan Kamera 7 Jam Tanpa Jeda
Reza Rahadian saat berbicara di Artjog 2025, Yogyakarta, Selasa (1/7/2025).(MI/ Ardi Teristi Hardi)

KARYA kolaborasi Reza Rahadian dengan sejumlah seniman akhirnya bisa disaksikan di Artjog 2025 yang berlangsung di Jogja National Museum, Daerah Istimewa Yogyakarta. Karya bertajuk Eudaimonia itu berwujud seni instalasi video berdurasi sekitar lima menit. Dalam video itu Reza berekspresi dan bergerak bebas.  

 

"Judul karya saya adalah Eudaimonia, yang dalam filsafat Yunani kuno dapat diartikan sebagai hidup yang baik, kesejahteraan atau kebahagian sejati," kata dia, Selasa (1/7). Sebelumnya, pada 20 Juni 2025, aktor peraih 5 Piala Citra itu sudah mengungkapkan sekelumit tentang karya yang sekaligus menandai perjalanan 20 tahun perjalanannya di dunia seni peran, yang dikemas dalam payung acara Refleksi Dua Dasarasa Reza Rahadian.

 

Untuk karya Eudaimonia itu Reza berkolaborasi dengan Davy Linggar (videografer), Andra Matin (arsitek): Garin Nugroho (sutradara), Siko Setyanto (koreografer), dan Kasimyn aka Aditya Surya Taruna (komposer).

 

Proses Pembuatan

Dalam Eudaimonia, Reza bermaksud mempertontonkan dirinya sendiri, lengkap dengan kekurangan dan kelebihan, serta tidak ada polesan makeup. Ia menceritakan, video tersebut direkam dalam satu waktu, satu hari, dengan menggunakan tiga kamera. Tidak ada jeda dalam pengambilan gambarnya.

 

Tubuhnya merespon musik selama sekitar 7 jam lalu dirangkum menjadi 5 menit. Semua gambar yang diambil tidak ada pengulangan.

 

"Rekam saja. Sudutnya saya serahkan ke videografer," kenang Reza menirukan permintaannya pada seniman mitra kolaborasinya. "Ini momentum perasaan merespon musik dan tidak diulang lagi. Kalau diulang lagi, hasilnya pasti berbeda," tambahnya.

 

Menurutnya, karya itu berangkat dari pengalaman batin dan tubuhnya kemudian mengungkapkannya secara jujur. Semua yang ditampilkan merupakan komposisi dasar pada tubuh aktor, sesuatu yang kontemplatif, ada unsur menekan, serta ketidaknyamanan.

 

Dalam karya kolaboratif yang dipersiapkan sekitar 9 hari ini, menurut Reza, yang paling sulit adalah ketika harus jujur pada diri sendiri."Di sini saya tidak berakting, saya menyampaikan yang saya rasakan, yang saya wakili dengan gerak tubuh," terang dia.

 

Ia menambahkan bahwa karya kolaboratif tersebut memperlihatkan perjalanan ketubuhan seorang aktor sesuai tema ArtJog 2025, yaitu Amalan. "Ini refleksi perjalanan kekaryaan saya selama dua puluh tahun," kata Reza.

 

Menurut dia, perjalanan tubuh dan batin setiap orang berbeda-beda, memiliki luka-luka, kebahagiaan, sisi emosional sendiri. Eudaimonia berfokus pada pemenuhan diri melalui tujuan yang bermakna. Bagi dirinya yang seorang aktor, eudaimonia menjadi momen menemukan keseimbangan di antara keinginan dan kebutuhan, karakter laku dan karakter lakon, keriuhan dan kesenyapan.

 

Meski begitu, terkait pemaknaan karya kolaboratif tersebut, Reza yang mengaku sudah lama memimpikan tampil di Artjog, membebaskan kepada para audiens untuk menerjemahkannya masing-masing.

 

Direktur ArtJog, Heri Pemad menilai karya yang ditampilkan Reza di ArtJog 2025 sudah sangat solid dengan tema tahun ini, yaitu Amalan. Persiapan juga telah dilakukan dengan sangat profesional. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik