Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Mengenal Rumah Bolon: Rumah Adat Sumatera Utara yang Unik

Thalatie K Yani
23/6/2025 09:30
Mengenal Rumah Bolon: Rumah Adat Sumatera Utara yang Unik
Ilustrasi(Pinterest)

Rumah adat Sumatera Utara, yang dikenal sebagai Rumah Bolon, adalah simbol budaya suku Batak Toba. Rumah ini bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga cerminan sejarah dan nilai-nilai masyarakat Batak. Dengan desain yang unik dan penuh makna, Rumah Bolon menarik perhatian wisatawan dan pecinta budaya. Yuk, kenali lebih dalam tentang rumah adat ini!

Apa Itu Rumah Bolon?

Rumah Bolon adalah rumah adat Sumatera Utara yang menjadi kebanggaan suku Batak Toba. Rumah ini berbentuk panggung dengan ketinggian sekitar 1,75 meter dari tanah. Dahulu, rumah ini digunakan sebagai tempat tinggal para raja dan bangsawan, tetapi kini menjadi hunian masyarakat umum atau bahkan objek wisata budaya. Nama "Bolon" berarti "besar," menggambarkan ukurannya yang luas untuk menampung beberapa keluarga.

Ciri Khas Arsitektur Rumah Bolon

Rumah adat Sumatera Utara ini memiliki beberapa ciri khas yang membuatnya istimewa:

  • Bentuk Panggung: Rumah Bolon dibangun di atas tiang kayu setinggi 1,75 meter untuk melindungi dari banjir dan hewan liar. Bagian kolong digunakan untuk menyimpan ternak atau barang.
  • Atap Pelana: Atapnya berbentuk seperti pelana kuda, runcing di bagian depan dan belakang, terbuat dari ijuk atau daun rumbia.
  • Ornamen Gorga: Dinding rumah dihiasi ukiran tradisional Batak, disebut gorga, dengan warna merah, hitam, dan putih, melambangkan nilai budaya dan perlindungan.
  • Tangga Ganjil: Tangga masuk berjumlah ganjil, biasanya 5 atau 7 anak tangga, sebagai simbol penghormatan kepada pemilik rumah.

Bagian-Bagian Rumah Bolon dan Fungsinya

Rumah Bolon memiliki beberapa ruangan dengan fungsi khusus, mencerminkan kehidupan sosial masyarakat Batak:

  • Jabu Bona: Ruang di sudut belakang kanan untuk kepala keluarga, dianggap paling sakral.
  • Jabu Soding: Ruang untuk anak perempuan yang sudah menikah, terletak di belakang kiri.
  • Jabu Suhat: Ruang untuk anak laki-laki tertua yang sudah menikah, di sudut depan kiri.
  • Tampar Piring: Ruang untuk menyambut tamu, di dekat Jabu Suhat.
  • Jabu Tonga Rona: Ruang keluarga terbesar di tengah rumah, tempat berkumpul dan bermusyawarah.

Sejarah dan Makna Filosofis Rumah Bolon

Rumah adat Sumatera Utara ini dulunya adalah kediaman 13 raja Batak, seperti Tuan Rahalim dan Tuan Mogang. Rumah Bolon dibangun tanpa paku, hanya menggunakan tali dan pasak kayu, menunjukkan keterampilan arsitektur tradisional. Setiap bagian rumah memiliki makna filosofis, seperti atap runcing yang melambangkan harapan kesuksesan keturunan. Ornamen seperti gambar cicak di pintu melambangkan persaudaraan, sedangkan kepala kerbau di atap menandakan kesejahteraan.

Peran Rumah Bolon dalam Budaya Batak

Rumah Bolon bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga pusat kegiatan adat. Di sini, masyarakat Batak mengadakan upacara seperti pesta pernikahan atau musyawarah adat. Kolong rumah digunakan untuk memelihara ternak, mencerminkan kehidupan agraris masyarakat Batak. Kini, beberapa Rumah Bolon, seperti di Pematang Purba, Simalungun, menjadi museum budaya yang menarik wisatawan.

Mengapa Rumah Bolon Penting untuk Dilestarikan?

Rumah adat Sumatera Utara ini adalah warisan budaya yang kaya makna. Namun, jumlahnya semakin berkurang karena perkembangan zaman. Melestarikan Rumah Bolon berarti menjaga identitas suku Batak dan sejarah Sumatera Utara. Wisatawan dapat mengunjungi lokasi seperti Samosir atau Taman Mini Indonesia Indah untuk melihat keindahan rumah ini secara langsung.

Kesimpulan

Rumah Bolon adalah rumah adat Sumatera Utara yang tidak hanya indah, tetapi juga penuh makna budaya. Dengan arsitektur panggung, ornamen gorga, dan ruangan yang fungsional, rumah ini mencerminkan kehidupan masyarakat Batak Toba. Mari dukung pelestarian Rumah Bolon agar warisan budaya ini tetap hidup untuk generasi mendatang!

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya