Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
UNJUK rasa dan aksi mogok sopir truk terhadap pengaturan muatan berlebih atau Over Dimension Over Load (ODOL) berdampak pada lonjakan harga kebutuhan pokok, terutama sayuran hingga 150% dibandingkan harga sebelumnya.
Pantauan Media Indonesia, Sabtu (21/6), aksi unjuk rasa sopir truk di sejumlah daerah di Jawa Tengah terus berlanjut. Senin (23/6) esok, sopir truk di Semarang bakal kembali menggelar aksi unjuk rasa terhadap pelaksanaan Undang-undang ODOL, kemudian diikuti dengan mogok bersama angkutan barang tersebut.
Beberapa harga sayuran yang melonjak yakni sawi putih yang sebelumnya hanya Rp4.000 kini menjadi Rp10.000 per kilogram, terong dari Rp6.000 menjadi Rp10.000 per kilogram. Kondisi serupa juga terjadi pada wortel, tomat, kentang dan lainnya. "Naik karena sekarang biaya transportasi lebih mahal. Jika sebelumnya sayuran diangkut dengan truk, kini hanya bisa dengan mobil pickup hingga 2-3 kali pengangkutan untuk sampai pasar," ujar Sugiri, 45, pedagang sayuran di Pasar MATJ Semarang.
Hal serupa juga diungkapkan Sumiarsih, 56, pedagang sayuran di Pasar Ngasem, Kabupaten Semarang. Ia mengungkap meskipun tidak terlalu jauh dari sentra pertanian seperti Sumowono dan Getasan, namun aksi mogok sopir truk membuat sulit dalam mendapatkan angkutan barang.
Di sisi lain, Ketua Kelompok Tani Sumowono, Kadar, mengungkap sulitnya mendapat angkutan untuk barang besar seperti truk mendorong kenaikan harga sayuran. Meskipun di tingkat petani kenaikan hanya berkisar Rp1.000-Rp2.000 per kilogram, tetapi untuk luar daerah yang biasa menggunakan angkutan truk naik hampir dua kali lipat.
Sementara itu Nur Khamid, 49, seorang sopir truk di Bandungan, Kabupaten Semarang, mengaku masih melakukan aksi mogok sebagai bentuk penolakan UU ODOL. "Kita hanya berdiam diri di rumah saja, biasanya kita sibuk mengangkut barang terutama sayuran dari daerah ini dengan tujuan Jakarta atau Semarang," ujarnya.
Pembina Perkumpulan Pengemudi dan Pengusaha Jepara (PPPJ) Amin Yusuf mengatakan, seluruh jaringan sopir ODOL di Indonesia kompak menolak aturan tersebut. Demonstrasi akan terus berlanjut hingga tuntutan para sopir dapat dipenuhi.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menanggapi aksi demonstrasi yang dilakukan para sopir terkait aturan truk over dimension over loading (ODOL). "Kami akan berkoordinasi dengan pusat terkait tarif dan lain-lainnya. Persoalan terkait ODOL ini tidak hanya soal nilai ekonomi, tapi juga dampak sosial harus dipikirkan. Saya yakin Polri akan melakukan yang terbaik, nanti sosialiasasi harus dilakukan," kata Ahmad Luthfi.(M-2)
Menurutnya, keberadaan truk ODOL menjadi salah satu penyebab utama kecelakaan lalu lintas di Indonesia.
MESKI protes terus merebak, Polda Jawa Barat tetap akan menggelar operasi penertiban bagi kendaraan over dimension dan over loading (ODOL).
RATUSAN sopir truk unjuk rasa di depan Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Subang pada Jumat (20/6) sore.
BANDAR sayuran di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, terkena dampak aksi mogok sopir truk lantaran sejumlah komoditas sayuran gagal dikirim ke pasar di wilayah Jabodetabek.
Sosialisasi kendaraan ODOL dilakukan di ruas pantura Kota Cirebon, tepatnya di Jalan Kalijaga, Kecamatan Lemahwungkuk, Rabu (11/6).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved