Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Kantor Kemenag Maros Terendam Banjir, 8 Pegawai Sempat Terjebak

 Lina Herlina
12/2/2025 16:24
Kantor Kemenag Maros Terendam Banjir, 8 Pegawai Sempat Terjebak
Pegawai menyelamatkan barang-barang di kantor Kementerian Agama Maros yang terendam banjir.(MI/Lina Herlina)

BANJIR yang melanda 10 kecamatan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, juga mengakibatkan aktivitas layanan di Kementerian Agama Maros, di Jalan Crusany, Kecamatan Turikale ikut terdampak, sejak Selasa (11/2).

Para pegawai di kantor tersebut pun berusaha mengamankan semua aset yang ada, termasuk peralatan elektronik dan berkas atau surat-surat, dokumen penting.

Bahkan menurut Kepala Kemenag Maros, Muhammad, ada delapan pegawai yang terjebak di kantor, tidak bisa kemana-mana. "Evakuasi juga sulit dilakukan, karena jalan banjir dan terjadi kemacetan parah," sebutnya, Rabu (12/2).

Pihak Kemenag Maros juga sudah mengeluarkan imbauan kepada seluruh jajaran Kemenag Maros, untuk tidak perlu berkantor hingga kondisi air bemar-benar surut. Kendati demikian, mereka yang masih bisa ke kantor masih terus melalukan evakuasi barang berharga dan melakukan langkah antisipasi jika terjadi banjir susulan.

"Bagi ASN yang rumahnya terdampak banjir untuk tidak memaksakan diri ke kantor dan tetap melaksanakan pekerjaan kantor dari rumah (WFH)," lanjut Muhammad.

Sebelumnya Kepala BPBD Maros, Towadeng mengungkapkan, sebanyak 10 kecamatan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, terendam banjir akibat curah hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah tersebut.

"Ketinggian air sudah ada yang mencapai di atas satu meter dan diperkirakan masih akan naik terus jika hujan tidak juga reda. Dan puncak ketinggian air terjadi pukul 20.00 wita semalam," ungkap Towadeng.

Akibat banjir tersebut, dari 10 kecamatan, dua di antaranya terdampak parah. Namun, hingga saat ini warga belum ada yang ingin mengungsi ke tempat yang lebih aman.

"Yang terparah di Kecamatan Maros Baru dan Kecamatan Turikale yang jadi pusat kota. Untuk sementara belum ada yang mengungsi, tapi kami sudah siapkan posko induk di kantor BPBD sebagai pusat pengungsian," lanjutnya.

Saat ini, BPBD Maros masih terus memantau dan bersiaga di lokasi terdampak banjir dan berkoordinasi dengan pemerintah setempat, karena air masih terus naik. (N-2)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya