Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
TIM Labfor Polda Jawa Tengah akan terjun untuk mengusut kasus jatuhnya crane yang mengangkut 13 pekerja bangunan pada pembangunan pengembangan Gedung Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Blora.
Pemantauan Media Indonesia, Senin (10/2) sejumlah anggota kepolisian dari Polres Blora dan Polda Jawa Tengah kembali mendatangi lokasi pembangunan pengembangan Gedung RS PKU Muhammadiyah Blora untuk melakukan penyelidikan terhadap jatuhnya crane hingga mengakibatkan 4 orang meninggal dan 9 pekerja bangunan lainnya luka patah tulang.
Sementara itu, di ruang pemeriksaan Satuan Reserse dan Kriminal Polres Blora, petugas juga kembali meminta keterangan sejumlah saksi dan pihak terkait jatuhnya crane mengangkut 13 pekerja bangunan di proyek tersebut.
"Kita lanjutkan pemeriksaan terhadap kasus ini. Hari ini rencananya petugas akan meminta keterangan sejumlah pihak," ujar Kepala Polres Blora Ajun Komisaris Besar Wawan Andi Susanto.
Selain itu, di lokasi kejadian proyek pembangunan pengembangan Gedung RS PKU Muhammadiyah Blora petugas juga kembali melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab jatuhnya crane itu.
"Kemarin cuaca di daerah ini hujan dan kurang mendukung proses penyelidikan, maka hari ini kita lanjutkan," tambah Wawan.
Kasus jatuhnya crane yang mengangkut 13 pekerja bangunan di proyek pembangunan pengembangan Gedung RS PKU Muhammadiyah Blora hingga kini masih menjadi sorotan. Polisi juga belum dapat mengungkapkan penyebab rusaknya mesin katrol dan tali pengaman (Sling) yang terputus. Bahkan pekerja bangunan yang terjatuh bersama crane dari ketinggian 12 meter tersebut sebagian tidak menggunakan helm keselamatan.
Peristiwa itu, menurut saksi mata Susilo, seorang petugas parkir di RS PKU Muhammadiyah Blora terjadi sekitar pukul 07.30 WIB, yakni ketika para pekerja bangunan akan mulai bekerja. Pada kloter pertama, crane berjalan normal mengangkut pekerja dari lantai dasar ke lantai lima. Namun, pada kloter kedua berisi 13 orang terjadi musibah tersebut.
"Saat itu ketika sampai di lantai tiga tiba-tiba crane berisi 13 pekerja bangunan itu meluncur ke bawah hingga menimbulkan suara dentuman cukup keras dan tiga orang diketahui meninggal di lokasi kejadian, serta 10 lainnya luka-luka kemudian dilarikan ke IGD rumah sakit," ujar Susilo.
Para korban diangkat dan dibawa oleh puluhan pekerja bangunan lainnya, menurut Susilo tanpa harus menggunakan kendaraan, karena IGD RS PKU Muhammadiyah Blora berada di samping lokasi proyek pembangunan pengembangan Gedung utama.
"Satu per satu diangkat dan dibawa ke IGD yang berada di sebelah proyek," imbuhnya. (AS/J-3)
Kecelakaan itu diakibatkan karena putusnya rali (Sling) crain. fakta-fakta dari Lift crane jatuh di rumah sakit PKU Muhammadiyah Blora :
PEMBANGUNAN RS PKU Muhammadiyah Blora, Jawa Tengah, dihentikan sementara untuk kepentingan penyelidikan jatuhnya crane pengangkut pekerja proyek pembangunan salah satu gedung RS tersebut.
SETELAH menjalani perawatan, satu korban jatuhnya crane lift proyek pembangunan gedung RS PKU Muhammadiyah Blora meninggal dunia. Jumlah korban meninggal dalam kasus ini menjadi lima orang.
SETELAH dua bukan penyelidikan, polisi akhirnya menetapkan tersangka dalam kasus jatuhnya lift crane di Proyek Pembangunan Gedung Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Blora, Jawa Tengah.
POLRES Blora menetapkan S, 60, Ketua Panitia Pembangunan Gedung Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora, sebagai tersangka dalam kasus kecelakaan lift yang menewaskan lima kuli bangunan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved